Indonesia-Malam ini kita semua dikejutkan dengan adanya gempa yang berpusat di Banten pada pukul 19:03 WIB (02/08/2019), kedalaman 10 km, Kooordinat episentrum berada pada 7,32 derajat Lintang Selatan dan 104,75 derajat Bujur Timur. Dilansir dari BMKG melalui detik.com, kekuatan gempa yang pada mulanya sebesar (M) 7,4 dimutakhirkan menjadi (M) 6,9. Gempa yang terjadi diakibatkan oleh pergerakan lempeng Indo-Australia. "tutur Dwikorita"
Dengan kondisi Indonesia yang dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) merupakan salah satu daerah yang memiliki intensitas gempa bumi serta letusan gunung api yang cukup tinggi. Daerah yang dilalui cincin gempa diibaratkan berbentuk seperti tapal kuda dengan Panjang 40.000km. Indonesia sendiri terdiri dari tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.
Pada keadaan demikian, sudah sewajarnya-lah kita paham tentang istilah-istilah dasar kegempaan, mitigasi bencana, dan yang terpenting sadar diri akan bencana. Sehingga kita tidak lagi membangun rumah atau beragam fasilitas penting tanpa memenuhi standar mutu yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
Pentingnya Modified Mercalli Intensity (MMI)
Dikenalkan pada 1902 oleh seorang vulkanologis yang berasal dari Italia bernama Giuseppe Mercalli, skala ini terbagi menjadi dua belas bagian. Kedua belas bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut:
MMI I (Lemah): Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
MMI II (Lemah): Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
MMI III (Ringan): Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
MMI IV (Sedang) : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
MMI V (Kuat) : Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
MMI VI (Sangat Kuat): Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
MMI VII (Parah): Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
MMI VIII (Hebat) : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
MMI IX (Ekstrem) : Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
MMI X (Ekstrem) : Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
MMI XI (Ekstrem) : Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
MMI XII (Ekstrem) : Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Persamaan dalam MMI
Dalam skala Modified Mercalli ada dua persamaan yang digunakan, diantaranya adalah:
a. Log a = 1/3 . I -1/2
b. Log a = 1/4. I +1/4
dimana, a = pecepatan maks. permukaan tanah; I = intensitas lokal, dalam sekala MMI (skala ukuran kerusakan bangunan di daerah yg terlanda gempa)
Contoh:
Percepatan permukaan tanah a= 100 cm/dtk2, Berapakah apabila dihitung dalam skala MMI ?; Jawab: Log a = 1/3 . I -1/2 ; maka nilai I = 7,5 MMI
Jika dihitung dengan persamaan kedua, maka akan menghasilkan nilai I sebesar 7 MMI. Berdasarkan hasil tersebut, maka besarnya MMI berkisar antara 7-7,5 MMI.
Dengan demikian, dengan mengetahui besarnya percepatan maksimum permukaan tanah (a), akan dapat diketahui nilai MMI. Setelah nilai MMI diketahui, maka selanjutnya dapat diperkirakan tingkat kerusakan di suatu daerah tersebut. Makna tingkat kerusakan di suatu daerah tersebut akan sangat berharga bagi ahli Teknik sipil untuk merancang suatu Gedung tahan gempa dan mitigasi apa yang perlu dilakukan pada daerah terdampak gempa tersebut.
Kenapa tidak cukup hanya menggunakan Skala Richter?
Dalam gempa, kita mengenal istilah sebagai berikut: S (sumber gempa), ES (Epicenter), R (energi gempa), G (Gedung terlanda gempa), k (Kedalaman sumber gempa), j (jarak Gedung G dari epicenter), a (percepatan maksimal permukaan tanah di bawah Gedung), dan H (jarak Gedung dari sumber gempa atau yang disebut hyposenter).
Menghitung ukuran Gempa
Apabila diketahui energi yang dilepaskan pada sumber gempa (E), Log E = 11,4+1,5R; dengan E (energi yang dilepas di sumber gempa), R (energi dalam skala richter), maka jika R = 6 SR, besarnya E dapat di hitung, E = 2,512.1020 erg; dan jika R = 8 SR, maka besarnya nilai E dihitung, E = 2,512.20123 erg, yang memiliki arti 1000 kalinya nilai R = 6 SR.
Perbedaanya ada dimana?
Skala Modified Mercalli telah dijelaskan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan di suatu daerah akibat gempa, sedangkan skala richter merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya energi yang ditimbulkan oleh gempa tersebut. Skala richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
Kesimpulan
Beberapa media terlihat sudah tidak lagi hanya menuliskan berita dengan SR (Skala Richter), terlihat sekarang sudah digunakan istilah MMI. Kenapa demikian? Dengan MMI akan dapat dijelaskan prosentase kondisi kerusakan di daerah tersebut.
Lalu, bagaimana dengan gempa Banten?; dengan tingkat kerusakan sekitar IV-V MMI. Hal tersebut bermakna sebagai berikut:
MMI IV : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
MMI V : Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.