Mohon tunggu...
Fadly Faqeer
Fadly Faqeer Mohon Tunggu... -

Coba perhatikan; apa yang ada pada dirimu..!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tellasan Topa' / Lebaran Ketupat

26 Agustus 2012   02:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Ahad 26 Agustus 2012 M. / 08 Syawal 1433 H., orang-orang Madura / penduduk Madura sedang bergembira ria. Pasalnya, hari ini merupakan hari di mana mereka (orang-orang Madura) merayakan tradisi yang sudah berkembang sejak lama, yaitu Tellasan Topa’ (Lebaran Ketupat).

Tellasan Topa’ merupakan rangkain lanjutan dari Tellasan Rama / Tellasan Fitri (Lebaran Idul Fitri). Tellasan Topa’ dirayakan pada hari ke-8 dari Idul Fitri atau pada tanggal 8 Syawal bulan Hijriyah. Tradisi ini berhubungan erat dengan kesunnahan puasa enam hari setelah puasa Ramadhan atau puasa enam hari pada bulan Syawal. Meski puasa enam hari di bulan Syawal ini tidak harus berurutan, akan tetapi biasanya banyak di lakukan oleh umat muslim selama 6 (enam) hari berturut-turut, tepatnya pada tanggal 2-7 Syawal. Dari sanalah tradisi Tellasan Topa’ itu berkembang demi merayakan ba’da (pasca) Puasa Syawal. Hidangan utamanya adalah Topa’ (ketupat) dengan berbagai macam menu dan bermacam resep. Tetapi biasanya lebih banyak yang di buat soto oleh kalangan orang-orang pedesaan.

Tradisi ini mempunyai nilai tersendiri bagi masyarakat Madura pada umumnya. Tercermin dalam tradisi tersebut suatu nilai kebersamaan yang tinggi, kekerabatan, gotong royong, silaturrahim dan kekeluargaan. Setiap ibu rumah tangga dari setiap warga di Madura biasanya saling mengantarkan ketupat masakannya ke rumah-rumah tetangga terdekat. Tidak pandang itu saudara atau bukan. Pokoknya setiap orang yang hidup bersama-sama di lingkungan sekitar semuanya seperti saudara sendiri (taretan tibhi’).

Bagi kaum adam, setelah subuh atau di mana mereka jamaah sholat subuh, mereka mengadakan pengajian al-Qur’an secara bersama-sama, baik itu di Masjid, Mushollah, Surau, Langgar, dll. Ada yang menghatamkan al-Qur’an dan ada juga yang menbaca surat Yasin secara bersamaan atau surat yang lain sesuai kesepakatan. Sementara bagi kaum hawa ngaji di rumah masing sebelum mengantarkan ketupat masakannya ke tetangga.

Tellasan Topa’ ini dilaksanakan, selain memang sudah menjadi tradisi, juga karena menjunjung semangat dan tekat dari masyarakat. Di mana, ketupat atau dalam bahasa Maduranya topa’ itu memiliki makna dan tujuan--mandher dedhi oreng se teppa’ (agar menjadi orang yang benar / teppa’).

Sekian, sekilas makna dari TELLASAN TOPA’ / LEBARAN KETUPAT di Madura. Semoga bermanfaat...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun