Mohon tunggu...
Nature

Mata

7 Maret 2019   10:21 Diperbarui: 8 Maret 2019   12:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nelson Mandela berujar bahwa mengatasi kemiskinan bukan sebuah sikap amal. Itu merupakan tindakan keadilan. Itu merupakan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang fundamental, hak atas martabat dan kehidupan layak. Selagi kemiskinan berlanjut, tidak ada kemerdekaan sejati. Kata-kata mantan Presiden Afrika Selatan itu menegaskan betapa pentingnya mengatasi kemiskinan dan memberikan kehidupan yang layak. Negara yang merdeka menandakan setiap warganya tidak kelaparan, bisa mengakses pendidikan dengan baik, serta mempunyai tempat tinggal yang layak.

Di Indonesia masih banyak orang yang berada di garis kemiskinan. Kemiskinan yang disebabkan karena ketidakmampuan mereka. Ketidakmampuan untuk bisa setara, ketidakmampuan untuk menggapai mimpi mereka. Mengapa demikian saya katakan? Karna mata kita tertutup akan keberadaan mereka, akan kerja keras yang dilakukan mereka, akan kobaran api semangat mereka.

Mata yang berfungsi untuk melihat. Tidaklah kita gunakan sebaik mungkin. Kelaparan, kedinginan, cucuran air keringat mereka terhiraukan oleh mata kita. Yang kita lihat hanyalah ke atas dan terus ke atas tanpa memperdulikan yang di bawah.

Dilahirkan berada di garis kemiskinan bukanlah keinginan mereka. Mungkin, jika mereka bisa memilih, mereka memilih untuk tidak dilahirkan. Kehidupan yang keras tanpa memandang usia memaksa mereka harus menjalaninya dengan ikhlas untuk bisa bertahan hidup.

Misalnya, saat ini kita bisa turun ke jalanan dan cobalah perhatikan mereka dengan mata yang benar-benar terbuka. Pasti, kita bisa melihat mereka yang tidur di jalanan tanpa menggunakan alas, tidak sekolah melainkan bekerja untuk bisa makan, usia yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja tetapi kobaran api semangat yang masih kuat. Adakah dari kita yang melihat mereka dengan kedua mata yang benar-benar terbuka? Adakah dari kita yang memberikan mereka semangat? Adakah dari kita yang membantu mereka walau hanya sedikit?

Tidak ada!

Yang kita lihat hanyalah kehidupan baik kita. Kehidupan yang sudah baik tetapi menginginkan yang lebih lagi. Melihat mereka saja cuman sebelah mata, apalagi untuk membantu mereka.

Dalam pasal 34 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Yang menjadi masalah adalah apakah semua fakir miskin dan anak-anak terlantar bisa bersandar hidup pada pasal tersebut? Apakah mereka semua sudah di beri makan, pendidikan, dan tempat tinggal yang layak?

Itu pertanyaan dari saya. Pertanyaan yang untuk mendapatkan jawabannya saya kembalikan pada diri kita sendiri. Saya bukannya menyuruh kalian untuk membantu mereka semua. Kita tidak harus berpikiran sama. Yang saya inginkan hanyalah satu, mata yang terbuka untuk mereka. Agar Semangat, sikap perjuangan hidup dan kisah hidup mereka bisa kita lihat dan kita jadikan motivasi hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun