Mohon tunggu...
Healthy Artikel Utama

Masih Beratkah Berasuransi?

14 April 2015   07:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siklus Manusia....

Siklus hidup manusia dimulai dari dilahirkan – mulai dari bayi – remaja –Dewasa, Bekerja – Tua, Pensiun dan Meninggal. Idealnya kehidupan manusia sedang lucu-lucunya ketika bayi, kemudian menuntut ilmu untuk bekal menjadi dewasa, Dewasa mencari pundi-pundi penghasilan sebanyak-banyaknya untuk di nikmati di hari tua. Namun nyatanya setelah dewasa menginjak hari-hari tua kita, tubuh ini sering sekali terjangkit penyakit yang memaksa kita untuk menggunakan sebagian besar pundi-pundi yang kita kumpulkan untuk menjadi sehat kembali. Bahkan tak jarang pada saat bersusah payah mengumpulkan pundi-pundi penghasilan terjadi kecelakaan yang tidak kita inginkan yang bisa merebut semua masa depan kita.

Hidup Sejahtera....

Berdasarkan konvensi ILO No.192 Tahun 1952, setidaknya ada 9 hal yang harus di jamin untuk setiap individu agar dapat hidup sejahtera; yaitu :

1.Jaminan Hari Tua

2.Pelayanan Kesehatan

3.Santunan Selama Sakit

4.Santunan Kecacatan

5.Santunan pengangguran

6.Jaminan Kecelakaan Kerja

7.Santunan Bagi Ahli Waris dan Janda

8.Perawatan Kehamilan dan Persalinan

9.Santunan Bagi keluarga

Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang menginginkan terjadinya musibah atas dirinya sehingga mengakibatkan hidupnya tidak sejahtera, namun resiko-resiko yang tidak bisa kita duga itu selalu ada dan berkemungkinan untuk terjadi. Saya pribadi, andaikata terkena musibah saya tidak ingin masa depan saya terganggu, saya ingin terhindar dari resiko finansial yang bisa menggerus pundi-pundi penghasilan dan resiko sosial yang nantinya bisa timbul bila terkena musibah cacat.

Animo Asuransi...

Banyak juga testimoni masyarakat yang menyebutkan bahwa asuransi itu jelek, tukang tipu, ribet klaim, banyak alesan nggak mau bayar kompensasi, pelayanannya semrawut dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri di Indonesia kontrasnya hitam putih dunia Asuransi masih kental. Di lapangan yang terjadi masih ada agen-agen asuransi yang membabi buta merekrut nasabahnya, bahkan dibeberapa kasus hanya dengan rekaman suara “iya” maka rekening tabungan ter-auto debet otomatis untuk membayar iuran asuransi. Beberapa kiat dalam memilih asuransi di Indonesia sebenernya cukup mudah “pilih yang jelas, Pilih yang simpel.” Hindari penawaran-penawaran meragukan via telepon dan pilih asuransi yang simpel-simpel saja tanpa ada penawaran hadiah-hadiah menggiurkan dengan banyak syarat dan ketentuan yang ribet.

Kisah Nyata....

Saya pernah mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Indonesia, diceritakan bahwa dalam salah satu programnya, Jaminan Kecelakaan kerja-Return To Work, sebut saja bapak budi (bukan nama sebenarnya) mengalami kecelakaan kerja, tangannya diamputasi karena tergilas mesin pabrik, pada awalnya bapak budi shock – mengalami depresi berat, dan pihak asuransi bukan hanya memberikan kompensasi selama sakit tapi melakukan pendampingan, memberikan dukungan psikologis selama rehabilitasi serta bapak budi ini bisa dipekerjakan lagi di perusahaan yang sama di bidang adminstrasi (dulunya bapak budi bekerja di pabrik), manfaat tersebut didapat dari iuran yang cukup terjangkau yait sebesar 0.24% dari total gaji bapak budi. Tante saya, Muslicha, warga desa roomo, kabupaten Gresik Di Jawa Timur, setiap bulan membayar 29 Ribu rupiah untuk iuran asuransi, padahal setiap minggunya tante saya harus hemodialisa – Cuci Darah (dikarenakan gagal ginjal) sebanyak 2 kali. Bapak Budi dan Tante saya “terselamatkan” dari resiko sosial maupu finansial yang bisa saja terjadi karena sudah terproteksi oleh asuransi.

Jadi....

Masih Beratkah Berasuransi? Kalau saya sih “no” tidak berat sama-sekali, saya ikut asuransi semata-mata saya ingin melindungi diri saya, keluarga dan masa depan saya dari resiko sosial dan resiko finansial yang timbul jika saya terkena musibah namun perlu diingat pilihlah asuransi secara bijak sesuai dengan kebutuhan tanpa tergiur oleh tawaran-tawaran yang kadang membikin terlena atau sesuai kiat saya “pilih yang jelas, pilih yang simpel”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun