Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah keharusan di Indonesia pada masa ini. Melihat kondisi pendidikan Indonesia yang belum sepenuhnya menjawab tantangan kebutuhan pasar dan masyarakat menjadi salah satu tolak ukur bahwa pendidikan di Indonesia memerlukan banyak evaluasi dan peningkatan yang kontinyu dan sistemastis.
Tuntutan pendidikan dewasa ini, harusnya menjadi hal yang memerlukan perhatian lebih. Melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin krisis akan keteladanan, mulai dari pejabat hingga aparat Negara hampir sulit dijadikan contoh, maka peranan pendidikan karakter yang kuat hendaknya menjadi salah satu ujung tombak demi tercapainya generasi bangsa yang mampu menjadi teladan. Untuk menciptakan generasi berkarater, maka nutu pendidikan hendaknya menjadi perhatian yang serius di Negara ini. Tidak akan mungkin generasi tangguh berkarakter luhur terlahir dari sebuah lembaga yang tidak memiliki semangat yang utuh memperjuangkan nafas pendidikan.
“Quality is at the top of agendas and improving quality is probably the most important task facing any institutions.” (Sallis, 2002: 1)
Kualitas atau dapat kita sebut dengan mutu merupakan suatu hal dengan nilai tertinggi di mana segala upaya yang dilakukan oleh institusi ditujukan untuk meraih kualitas atau mutu setinggi-tingginya, terutama dalam pendidikan.
Dalam persfektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar, aplikasi metode, strategi dan pendekatan pendidikan yang mutakhir dan modern, metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikan yang memadai, manajement pendidikan yang dilaksanakan secara profesional, sumber daya manusia para pelaku pendidikan yang terlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan profesional (Hadis dan Nurhayati, 2010: 3).
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di atas disebutkan tentang sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam pendidikan meliputi kepala sekolah, tenaga pendidik (guru), karyawan. Mengacu pada tri dharma pusat pendidikan, orang tua siswa dan masyarakat juga merupakan bagian dari sumber daya manusia dalam pendidikan, yang biasanya terakomodir dalam komite sekolah atau pun tidak. Untuk mengelola keseluruhan unsur sumber daya manusia dalam dunia pendidikan memrlukan manajemen yang tepat, terlebih lagi jika institusi pendidikan mengharapkan meningkatnya mutu pendidikan di institusinya. Perlu optimalisasi fungsi manajemen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Salah satu bidang penting dalam Administrasi/ Manajemen Pendidikan adalah berkaitan dengan Personil/ Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/ organisasi sekolah dengan organisasi lainnya, ini sejalan dengan pernyataan Sergiovanni, et.al (1987: 134) yang menyatakan bahwa:
”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense that their products are human and their processes require the sosializing of humans”
Ini menunjukkan bahwa dalam dunia pendidikan, sumber daya manusia menjadi komponen utama. Pendidikan merupakan mesin pencetak ‘manusia’ oleh manusia, dalam artian fungsi pendidikan yang sesungguhnya seyogyanya mampu melahirkan produk jasa ideal yang menjadi poros utama dalam kehidupan, yakni keluhuran akhlak manusia.
Adapun lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi aktivitas yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dalam organisasi. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia terbagi atas, “fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance, separation” (Cahyono,1996: 2)
Planningmerupakan tahap awal yang memiliki peran penting dan sangat menentukan, karena “gagal dalam merencanakan berarti merencanakan kegagalan”. Di antara perencanaanyang diperlukan yakni analisis kebutuhan sebelum perekrutan, perencanaan (plotting) guru sesuai kemampuan, merencanakan kesejahteraan tenaga pendidik, merencanakan segala aturan yang berkaitan dengan sunber daya manusia.