Monumen yang merupakan simbol perjuangan rakyat Bali ini berada di Renon, sebuah kawasan di Kota Denpasar dimana Pusat Pemerintahan Propinsi Bali berada. Kantor Gubernur Bali sendiri tepat berada di belakang monumen ini. Selain kantor-kantor pemerintahan tingkat propinsi, banyak konsulat dan kantor perwakilan negara-negara sahabat juga berada di kawasan ini. Sayangnya meskipun lokasinya sangat strategis, tidak banyak wisatawan yang berkunjung kesini. Pada dasarnya sih memang tidak banyak wisatawan yang menghabiskan waktu liburan mereka di kawasan Kota Denpasar.
Sebagai simbol perjuangan rakyat, Monumen Bajra Sandhi memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan Monumen Nasional yang lebih populer dengan nama singkatannya, Monas, di jantung Kota Jakarta. Meskipun demikian dari segi rancangan arsitektur sangat jauh berbeda, Monumen Bajra Sandhi sarat dengan tatanan arsitektur khas Bali, lengkap dengan ukir-ukirannyanya rumit dan sangat artistik. Secara keseluruhan bentuk bangunan monumen ini menyerupai genta, lonceng kecil yang biasa dipakai para pendeta Hindu saat memimpin persembahyangan dan upacara keagamaan.
Seperti Monas, Monumen Bajra Sandhi juga dikelilingi lapangan luas yang diteduhi pohon-pohon rindang. Selain sebagai paru-paru kota, lapangan ini juga memiliki banyak fungsi, dari tempat gelaran berbagai acara baik yang resmi seperti upacara peringatan hari-hari nasional sampai pagelaran musik sampai tempat rekreasi dan olah raga masyarakat sekitar. Di sekeliling lapangan ini memang disediakan beberapa lapangan olah raga terbuka dan lajur untuk jogging.
Untuk memasuki kawasan sekitar monumen tidak dipungut biaya, tetapi untuk memasuki monumen pengunjung harus membayar tiket masuk seharga Rp. 5.000 per orang. Masuk kawasan monumen melalui tangga barulah kita bisa melihat bahwa ternyata bangunan utama monumen yang berbentuk genta ini berada di atas kolam. Di masing-masing sudut teras yang posisinya sudah cukup tinggi ini terdapat paviliun terbuka dimana kita bisa melihat pemandangan sekitar, hampir sama dengan cawan bawah Monas.
Memasuki monumen tertnyata di tengah-tengah lantai bawah juga terdapat kolam besar dengan air mancur. Di lantai ini terdapat perkantoran dan perpustakaan. Tepat di tengah-tengah kolam terdapat tangga naik ke lantai berikutnya. Di lantai kedua ini terdapat puluhan diorama yang menggambarkan perjalanan hidup masyarakat Bali, dari jaman pra sejarah, jaman perkembangan peradaban, jaman penyebaran Agama Hindu, jaman kejayaan kerajaan-kerajaan Bali masa lampau, jaman penjajahan, jaman perjuangan kemerdekaan, sampai masa pembangunan pasca kemerdekaan. Lagi-lagi, keberadaan diorama ini mengingatkan kita pada Monas.
Dari lantai ini terdapat tangga berbentuk spiral menuju puncak monumen. Lumayan ngos-ngosan menaiki tangga ini sampai ke puncak. Di ujung tangga terdapat ruangan yang cukup luas dikelilingi jendela kaca dimana kita bisa melepaskan pandangan 360 derajat ke seluruh kota. Lagi-lagi, seperti di puncak Monas. Monumen Bajra Sandhi memang tidak setinggi Monas. Tapi di Bali ada peraturan yang melarang pembangunan gedung yang tingginya lebih dari 15 meter. Karena itu meskipun Monumen Bajra Sandhi tidak setinggi Monas, kita tetap bisa menikmati pemandangan yang bebas halangan dari puncaknya, ke seluruh kota, bahkan sampai lautan.