Mohon tunggu...
Fantastic Bali
Fantastic Bali Mohon Tunggu... -

Sejak berpuluh-puluh tahun Bali menjadi tempat tujuan wisata populer bukan hanya bagi wisatawan domestik tapi juga turis mancanegera. Sayangnya ada banyak daya tarik wisata Bali masih jarang diketahui sehingga kunjungan wisata terkonsentrasi hanya di beberapa tempat wisata tertentu saja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kalau Sarimin Sudah Pandai Narsis

14 Juni 2014   22:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:44 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terima kasih pada yang sudah mempopulerkan istilah “narsis”. Berkat istilah itu, kini siapapun bisa jadi model. Jaman sekarang, tak harus mengikuti kursus apalagi sekolah modeling untuk bisa bergaya di depan kamera. Cukup menirukan pose dari sampul majalah – atau kalender dinding – dan kadar percaya diri tingkat tinggi untuk mengunggahnya ke publik lewat sosial media.

Jadi tidak berlebihan rasanya kalau judul diatas merujuk pada populasi kera yang berada di Monkey Forest, Ubud. Sebab wabah narsis agaknya sudah menyentuh penghuni liar terbanyak yang ada di hutan ini. Ini buktinya.

[caption id="attachment_328955" align="aligncenter" width="600" caption="Sudah OK posenya ?"][/caption]

Sebagai penghuni dengan populasi terbanyak di hutan seluas 27 hektar, kera-kera ini memang tak seagresif yang ada di Sangeh atau sejahil yang ada di Pura Uluwatu. Mereka boleh dibilang lebih ‘beradab’ bahkan sama sekali tak terganggu oleh pengunjung yang lalu lalang. Malah tak sedikit dari pengunjung ini berusaha menarik perhatian mereka agar mau mendekat atau didekati untuk diajak berfoto.

[caption id="attachment_328957" align="aligncenter" width="600" caption="Keluarga Bahagia"]

1402732979969930265
1402732979969930265
[/caption]

Tempat favorit para kera ini berkumpul adalah di Central Point dan pelataran Pura Dalem. Mungkin karena disepanjang jalan diantara keduanya disediakan tempat untuk menyimpan ubi, stok makanan untuk mereka. Bagi pengunjung, mengamati tingkah polah hewan liar ini memberikan kesenangan tersendiri sebab meskipun mereka hidup di alam bebas dan tidak terlatih secara khusus, kera-kera ini sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia. Kalaupun ada yang agresif tetap tidak membahayakan karena ada petugas hutan berseragam yang siap sedia jika diperlukan pertolongan.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Peta Lokasi Kawasan Monkey Forest"]

Peta Lokasi Kawasan Monkey Forest
Peta Lokasi Kawasan Monkey Forest
[/caption]

Beruntung penulis bisa berada cukup dekat untuk mengabadikan pose narsis ala kera di Monkey Forest. Tidak banyak memang. Karena mereka cepat sekali bergerak dari satu tempat melompat ke tempat lain apalagi kalau dilihat ada pengunjung yang baru datang dan membawakan mereka oleh-oleh. Bahkan mereka sudah tidak malu-malu lagi menghampiri pengunjung yang terlihat membawakan buah pisang yang bisa dibeli di pelataran parkir. Meskipun tadi sudah disebutkan lebih ‘beradab’ sangat disarankan mematuhi peringatan yang terpampang di pintu masuk untuk menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan. Sedikit tips berguna, jangan lakukan kontak mata langsung. Mereka akan menganggap ini sebagai tantangan dan akan memicu sifat agresif mereka muncul seketika.

[caption id="attachment_328960" align="aligncenter" width="400" caption="Hindari kontak mata!"]

14027331631902244277
14027331631902244277
[/caption]

Tempat favorit berikutnya sepertinya kolam yang menjadi pembatas antara panggung dan bangku penonton. Sebenarnya belum tampak seperti kolam sungguhan karena panggungnya juga masih dalam proses penyelesaian. Kolam berbentuk setengah lingkaran ini ramai dengan kera-kera yang asyik menceburkan diri untuk melawan udara panas di siang hari.

[caption id="attachment_328959" align="aligncenter" width="600" caption="Putri Tidur"]

1402733059102288333
1402733059102288333
[/caption]

Sedikit ke selatan dari panggung ini ada jembatan kayu menuju ke hutan pepohonan yang cukup rindang dan teduh. Ada satu bale yang menghadap langsung ke lembah. Anehnya, tak ada satupun kera terlihat disini. Bisa jadi karena tempat ini begitu sepi dari pengunjung yang mana berarti tak ada makanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun