Seharusnya pemerintah memberlakukan Tarif Dasar Listrik (TDL) seperti halnya Malaysia yg tidak dibatasi 450,900,2200 VA, dst. tetapi buktinya TNB(atau PLN kalau disini) untung jutaan ringgit tiap tahunnya. Padahal tarif listrik disana relatif murah, saya pernah hidup 4 thn disana menyewa satu rumah yang saya huni 4-6 orang tiap bulan hanya bayar kurang dari 30 ringgit padahal pakai 2 kipas angin @360 w, masak air 2500 w, televisi,tape, lampu 40 w x 4, masak nasi pakai rice cooker, kadang saya pakai untuk ngelas, atau pakai mesin2 yang lain, dan apabila penggunaanya dibawah 20 Ringgit digratiskan dan yang lebih hebatnya selama kurang lebih 4 th tsb tak pernah terjadi listrik mati di rumah sewaanku. Perbedaan ini sangat kontraas sekali dg di negeri kita, sudah bayarnya mahal, daya listrik dibatasi, kualitas listrik yg kalau saya hitung rata2 1 bulannya mati lampu bisa sampai antara 10 -15 x bahkan satu malam bisa mati lampu sampai 5 x. Padahal pada saat mati lampu sudah berapa banyak kerugian yg dialami para pelanggan, seperti kegelapan, rusaknya peralatan listrik, berhentinya bisnis, dan ketidaknyamanan yang sangat mengganggu para pelanggan. Seharusnya PLN belajar dari TNB bagaimana penggunaan listrik yang murah, aman, nyaman, tapi menguntungkan bagi pihaknya, tidak seperti saat ini tidak bisa leluasa menggunakan alat-alat listrik yang wattnya besar tapi tetap saja bayarnya mahal dan sering mati lagi. Mungkin kita pernah menanyakan kenapa listrik sering padam di luar hal yang disebabkan oleh bencana. Sebenarnya simple saja masalahnya karena sistem instalasi listrik PLN yang tidak aman. Seharusnya seperti di Malaysia di beri alat yang namanya ELCB(Earth Leakage Circuit Breaker) di setiap rumah yg berfungsi untuk memutus arus saat terjadi korslet antara kawat plus atau kawat netral dg kawat ground juga konslet antara kawat plus dan netral dan saat terjadi hubungan singkat antara manusia yg berhubungan langsung dg earth atau tanah atau ground dg kawat plus. Pemasangan ELCB untuk proteksi keseluruhan peralatan listrik rumah tangga. Untuk konfigurasi ini pemasangan cukup sederhana. Rating ELCB dipilih sama dengan MCB pada meter PLN, atau sedikit lebih besar. ELCB disisipkan diantara meter PLN dengan kotak MCB pembagi distribusi. Cara ini memang paling mudah dan praktis, namun resiko gangguan karena arus bocor lebih besar. Seperti telah diketahui ELCB bekerja berdasarkan perbedaan arus antara kawat “plus” dan kawat “netral”. Pada jaringan listrik rumah bisa saja kebocoran terjadi bukan dari akibat orang tersengat listrik tapi dari sambungan kabel di atap yang terkena tetesan air hujan, atau ada hewan atau tikus yang mati tersengat di atap, atau kawat “plus” yang isolasinya terkelupas. Arus bocoran ini menyebabkan ELCB akan sering trip sehingga mengganggu kenyamanan. Namun kondisi ini dapat pula digunakan sebagai indikator bahwa jaringan kabel ada yang terganggu, yakni akibat kemungkinan-kemungkinan yang disebut di atas. Bila terjadi hal seperti ini sebaiknya dilakukan pengecekan secara menyeluruh bagian-bagian jaringan kabel. Sementara kerusakan belum diatasi maka ELCB harus di “by pass” agar tidak mengganggu kenyamanan. Namun juga perlu dicermati apakah hanya ELCB saja yang sering trip, bila ternyata MCB lain juga trip maka kemungkinan bukan karena arus bocor tapi memang terjadi korslet atau beban lebih.
Proteksi untuk 1 rumah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H