Mohon tunggu...
Fantasi
Fantasi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Mikro

" When we are born we cry that we are come to this great stage of fools. " - William Shakespeare -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Bukan Hanya Soal Memenangi Persaingan, Tetapi Juga Soal Menolong Pesaing

30 Juli 2014   03:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:53 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah Inc. edisi Juli-Agustus 2014 mengangkat kisah tentang Jim Koch, pemilik dan ketua dewan direktur Boston Beer, yang telah memberikan bantuan kredit mikro lebih dari 3 juta US$ kepada para pembuat craft beer dan industri hotel dan restoran.

Jim Koch (sumber  gambar: http://www.boston.com/lifestyle/food/blogs/99bottles/2013/09/samuel_adams_founder_jim_koch_now_a_billionaire.html ) Boston Beer adalah perusahaan craft beer terbesar di Amerika Serikat, terkenal dengan merk Samuel Adams. Perusahaan ini didirikan oleh Jim Koch -  doktor hukum dari Universitas Harvard yang pernah bekerja di Boston Consulting Group - bersama dua temannya yang lulusan Harvard Business School pada tahun 1984.  Craft beer adalah bir khusus yang dibuat secara tradisional  tanpa mesin dan lazimnya diproduksi oleh pembuat bir berskala kecil. Pada tahun 2014 ada lebih dari 3000 perusahaan penghasil craft beer di Amerika Serikat dan terus bertambah. Tindakan memberikan bantuan kepada pesaing tampaknya adalah suatu langkah yang bertentangan dengan prinsip bisnis dimana orang berupaya mengalahkan pesaing dan jika mungkin mengakhiri eksistensi mereka. Tapi, Jim Koch memandangnya secara berbeda. Mendukung pesaing dilakukannya karena mengingat cara kerja ragi yang digunakan dalam proses fermentasi untuk menghasilkan bir. Diperlukan ragi dalam jumlah yang memadai agar dapat mengubah ekosistem dimana bir diproduksi. Jika ragi terlalu sedikit, organisme lain akan mengambil alih dan ragi akan gagal melakukan fermentasi. Seperti itu juga yang terjadi di dalam industri bir : jika terlalu sedikit perusahaan bir yang melayani pasar, maka pasar akan dikuasai oleh produk lain. Selain memberikan bantuan keuangan, perusahaan milik Jim Koch juga memberikan pembinaan (coaching) kepada beberapa perusahaan bir lain. Bahkan, ketika ada kelangkaan buah hop (yang diperlukan dalam proses pembuatan bir) pada tahun 2008 dan 2012, Boston Beer menjual hop persediaannya dengan harga pokok kepada pesaingnya, sehingga banyak perusahaan yang dibantu tersebut lolos dari kebangkrutan atau keterpaksaan mengubah formula bir mereka. Bagi Jim Koch, menolong perusahaan lain yang sebenarnya merupakan saingan bisnis adalah suatu kegembiraan. Boston Beer sekarang adalah perusahaan sangat besar; keterlibatan menolong perusahaan bir kecil mendekatkan mereka dengan akar bisnis mereka, yaitu sebagai usaha kecil. Koch sadar bahwa bisa saja ada di antara perusahaan yang dibina dan dibantu tersebut membesar dan mengambil sebagian pangsa pasar Boston Beer. Namun,  dia tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Yang penting, menurutnya, adalah bagaimana menciptakan budaya yang menghargai seni membuat bir dan menikmati bir yang memiliki aroma, rasa dan otentitas. Lingkungan demikian akan menyediakan kesempatan bisnis yang berlimpah sehingga tersedia cukup pasar untuk semua. Perspektif Jim Koch ini menarik untuk dipahami oleh pelaku industri, khususnya industri skala kecil dan menengah. Seringkali dalam upaya mendapatkan dan menguasai pasar, perusahaan bersaing mati-matian dalam situasi "cut throat competition."  Tanpa disadari, upaya mematikan pesaing turut mematikan lingkungan yang menumbuhkan permintaan atas produk dan jasa mereka. Dalam ekonomi aglomerasi, kecilnya jumlah produsen di suatu tempat bisa menyebabkan  rendahnya minat pembeli potensial untuk datang ke sana. Demikian pula industri pendukung tidak bisa tumbuh apabila skala industri di suatu daerah terlalu kecil. Mungkin bertentangan dengan logika umum, tetapi pesaing justru dibutuhkan dalam suatu ekosistem bisnis. Pesaing dan persaingan akan menciptakan skala dan kreativitas yang dapat mempertahankan dan menumbuhkan pasar secara berkelanjutan. Jika skala menjadi salah satu alasan, mengapa tidak berupaya menjadi produsen tunggal berskala  raksasa ? Jim Koch memiliki prinsip yang menarik tentang hal ini. "Saya tidak ingin menjadi Goliath. Lebih menyenangkan menjadi seorang gembala kecil, asalkan ada banyak orang seperti Daud. Anda tahu 'kan cerita tentang Daud ? Hidupnya menjadi membosankan setelah menjadi raja."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun