Maka bersabdalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang bermetamorfosis menjadi Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPFMUI), "Kami dari GNPF MUI dengan menerima masukan dan saran dari semua ulama dan tokoh agamais dan nasionalis, kami sangat tersinggung, sangat kecewa dan sangat tidak bisa menerima penistaan terhadap ulama yang dilakukan Bapak Presiden."
Konon, alasan beliau adalah : Presiden Jokowi tidak menerima kedatangan para ulama dan tokoh yang bertandang ke istana negara pada tanggal 4 November yang lalu.
Bukan hanya itu yang menjadi alasan turunnya sabda tersebut. Menurut Rizieq yang tampaknya cukup akrab dengan Tuhan ini, Presiden Jokowi juga telah membiarkan pembantaian massal terhadap rombongan demonstran yang membakar kendaraan aparat keamanan untuk merayakan aksi damai menuntut proses hukum atas Ahok. Sang gubernur petahanan itu dituduh menista Kitab Suci dan umat Islam dengan mengucapkan "jangan mau dibohongi pakai Al-Maidah 51".
Atas penistaan ini, GNPF MUI sudah melaporkan kelakuan buruk Presiden Jokowi kepada DPR dan meminta para anggota dewan yang terhormat dan bijaksana itu mengusut sampai tuntas. Bagi pria yang selalu tampak stylish dalam stelan jubah putih dan penutup kepala yang khas ini, masalah penistaan ulama adalah masalah yang super serius, apalagi dilakukan oleh Jokowi.
Soal nista menista ini tampaknya tak ada matinya di negeri ini.
Setelah Polisi memenuhi tuntutan FPI (aka GNPF MUI) agar proses hukum dijalankan dan bahkan telah menetapkan Ahok sebagai tersangka, kini mereka merencanakan aksi demo lagi. Rencananya tanggal 2 Desember 2016 mereka akan menggalang massa untuk mendesak agar Ahok dpenjarakan.Â
Seandainya Ahok diinapkan di penjara, tapi masih menjadi kontestan Pilgub DKI 2017, akankah kegaduhan terkait penisataan  itu berhenti ? Biarlah waktu yang menjawab. Yang pasti, bahkan sebelum ada isu penistaan agama, FPI yang sekarang pakai label GNPF MUI sudah punya "long story" untuk melengserkan Ahok dari jabatan gubernur DKI.
 Sebelum Jokowi dituduh menista ulama, juga telah ada di antara peserta demo 4 November mengungkit-ungkit wacana tentang pemakzulan presiden. Apa lagi yang akan dituntut oleh kelompok FPI atas kesalahan Jokowi yang - kata Habib Rizieq - maha serius itu ?
Apakah semua kegaduhan ini murni soal nista menista? Ataukah soal goyang menggoyang dan lengser melengser? Siapa lagi yang akan dituduh melakukan penistaan setelah ini? Bersiaplah. Mungkin giliran Anda akan tiba.
Sumber :