Mohon tunggu...
Fantasi
Fantasi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Mikro

" When we are born we cry that we are come to this great stage of fools. " - William Shakespeare -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nasihat untuk Anakku : Jangan Ketularan Bodoh

11 November 2016   09:00 Diperbarui: 11 November 2016   17:38 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kebodohan memang bukan virus biologis, anakku
Tapi kebodohan bersifat viral, karenanya bisa menular
Jika kau mencukupkan pergaulanmu hanya dengan orang-orang bodoh
Maka dari benakmu dan mulutmu kelak akan keluar hanyalah ucapan bodoh

Janganlah pernah menjadi bebal, anakku
Bukalah mata, telinga dan akal-budimu untuk pengajaran
Segala pengetahuan dan pengalaman perlu ditafsir kembali
Agar generasimu lebih bijaksana  dibandingkan generasi kami

Kebodohan bagaikan virus menyebar cepat lewat udara
Siapapun bisa terkena di era semua orang terinterkoneksi
Kau tak pernah pasti siapa di jejaringmu yang telah terinfeksi
Hingga kau lihat pernyataan miskin logika yang disebarkan lewat media sosial

Kebodohan adalah epidemi yang menjangkiti seantero buana hingga pelosok negeri
Reputasi sosial, gelar akademi dan jumlah pengikut sering dijadikan dasar legitimasi
Seolah-olah benar, seolah-olah pintar, seolah-olah logis, padahal sejatinya dungu sekali
Maka Galileo pun gagal meyakinkan pemegang mandat langit bahwa planet bumi mengitari matahari

Kejarlah pengetahuan hingga ke sumbernya, anakku
Jangan berpegang pada sepenggal kutipan dari guru atau satu paragraf di buku ajar
Galilah pengetahuan, pertanyakanlah setiap pendapat dan bangunlah pemahamanmu sendiri
Entah itu menegaskan pemikiran ahli terdahulu atau suatu koreksi yang mengikuti perkembangan zaman

Inilah nasihatku kepadamu, anakku
Syukuri dan manfaatkanlah instrumen Ilahi di dalam tempurung kepalamu
Jangan bermalasan di bawah tempurung kelapa dan mengerdilkan dirimu bagaikan katak
Moga-moga kau terluput dari kebodohan massal dan bisa memandu para pendegil  kembali menggunakan otak

#11Nov2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun