Menulis di media komunitas memang dimaksudkan untuk berbagi. Tetapi, kalau pun tak bisa dinikmati oleh orang lain, setidak-tidaknya ini bisa menjadi saluran menyampaikan pendapat, uneg-uneg, kekesalan, kekecewaan, kemarahan hingga kegembiraan, kenangan dan harapan. Daripada dipendam di hati atau dibiarkan berputar-putar di kepala sehingga bikin stres atau stroke, lebih baik semuanya itu ditayangkan dan didokumentasikan di Kompasiana. Ada kalanya menulis di Kompasiana, termasuk menulis artikel ini, menjadi proses katarsis bagi saya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!