Mohon tunggu...
Serindit Merah
Serindit Merah Mohon Tunggu... Media Analisyt -

If your are not willing to learn, no one can help you. If you are determined to learn, no one can stop you.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir Positif & Keberkahan Rezeki

14 April 2016   17:12 Diperbarui: 14 April 2016   17:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam konsep pemikiran Reset Mind ditekankan betapa pentingnya kita menggunakan pikiran kita dengan cara berpikir positif, untuk mencapai tujuan yang telah kita tetapkan dan inginkan. Jauhi sikap pesimis dan negatif, yang selalu memikirkan hal yang buruk dan kegagalan sebelum memulai usaha dan tindakan.

Selain berpikir positif yang disertai dengan usaha, doa adalah satu cara yang sangat penting untuk mencapai tujuan kehidupan. Misalnya jika kita memiliki tujuan ingin menjadi kaya, maka amalkan doa-doa untuk mendapatkan kemurahan rezeki dan mengundang rezeki datang kepada kita. Berdoalah untuk memohon limpahan rezeki dan mendapat rezeki yang halal seperti berikut, yang diterjemahkan dari bahasa Arab berarti, "Ya Tuhan, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga terhindar dari yang haram). Kayakanlah aku dengan anugerah-Mu (hingga aku tidak meminta-minta) kepada yang lain selain-Mu. "

Jika kita mempunyai keinginan untuk mejadi orang kaya, tentu pikiran kita menggambarkan uang yang banyak, rumah yang besar, mobil yang mewah dan perhiasan yang banyak yang kita harapkan menjadi rezeki kita. Sebenarnya rezeki tidak selalu berbentuk fisik yang memberikan citra mewah dan kaya seperti yang disebutkan di atas. Rezeki sebenarnya apa-apa saja yang kita nikmati dengan izin Tuhan atas sifat Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui.

 Lantas bagaimana cara untuk menjemput rezeki yang baik?. Pertama, utamakan Sholat, kerjakan sholat tepat pada waktunya, di samping mengerjakan sholat-sholat sunat seperti tahajud, dhuha dan shalat sunat taubat. Perbanyakan berdoa zikir dan beristighfar. Mendoakan orang lain, memperbanyak sedekah, membaca al-Quran dan membaca Asma 'ul-Husna. Tekunlah berusaha untuk menambahkan rezeki. Jadilah orang yang bersyukur dan bertakwa.

Sesungguhnya rezeki itu milik Tuhan. Semakin kita ikhlas memberi kepada orang lain, Tuhan akan memudahkan rezeki kita, itulah tanda-tanda keberkahan rezeki. Ada empat tanda rezeki yang berkah. Pertama, hati semakin dekat dengan Tuhan dan jiwa tenang. Semakin Tuhan memberikan kita rezeki kita semakin rajin beribadah. Bukan setelah Tuhan memberikan rezeki dan nikmatnya seperti menaikkan jabatan kita menjadi semakin sibuk, sholat pun jarang atau lalai, karena terlalu sibuk dengan tugas baru. 

Kedua, kita mudah memberi sedekah dan menunaikan zakat. Semakin banyak rezeki semakin bermurah hati. Orang yang sebenar-benarnya terpenjara adalah mereka yang terpenjara oleh nafsu dan berdada sempit, sayang untuk mengulurkan rezekinya biarpun rezekinya luas, seperti laut yang terbentang di dada bumi.

Ketiga, keluarga harmonis dan anak-anak cerdas. Rezeki tidak selalu diukur dengan gaji yang besar dan uang yang banyak. Kita sering melihat orang yang gajinya kecil anaknya banyak, tetapi hidupnya bahagia sekeluarga dan anak-anak semuanya berhasil, karena rezekinya berkah. Sebaliknya ada juga kita temui, keluarga yang kaya raya tetapi anak-anaknya tidak berprestasi dan keluarganya berantakan. Keempat, selalu merasa cukup dan bersyukur. Tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Muslim bertakwa selalu memiliki kredibilitas dan kinerja tinggi dengan menjaga hati agar senantiasa bersih.

Jika kita masih kesulitan mencapai semua keinginan kita terutama dalam hal kelancaran rezeki ini - maka muhasabah diri, dimanakah letak kesalahan kita sehingga rezeki kita begitu susah untuk masuk dalam kehidupan kita. Biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, selalu mengungkit-ungkit pemberian kita. Kedua, selalu membuat perencanaan atau keinginan diluar kemampuan kita, sehingga keluar kata-kata, tidak punya uang. Sedangkan kata-kata itu adalah doa. Setiap yang kita ucapkan, kita pikirkan dan bisikkan di dalam hati kita akan menjadi kenyataan. Kita akan mendapatkan apa yang kita fokuskan, kalau kita fokus pada kesulitan maka kesulitanlah yang kita akan dapat, begitu sebaliknya.

Ketiga, teralu perhitungan untuk bersedekah meskipun seribu, sedangkan bersedekah itu pembuka rezeki dan penolak musibah. Keempat, pelit untuk membantu memfasilitasi hal yang baik. Kelima, banyak membuat maksiat dan kemungkaran. Keenam, tidak bersyukur dan banyak mengeluh.

Mari introspeksi diri. Jika kita percaya kita bijaksana, kita akan berpikir dan bertindak cerdas. Jika kita percaya kita baik, kita akan berpikir dan bertindak baik. Kita akan menjadi sebagaimana yang kita pikirkan, dan kita akan bertindak sebagaimana kita berfikir. "mari jaga diri, jaga aqidah, ibadah dan akhlak”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun