Pengaruh Pornografi.
Pada jaman yang sudah berubah, dimana kemajuan iptek meraja rela. Pasti kata "pornografi" itu sudah tidak asing lagi didengar maupun dibaca oleh kita. Bahkan sekarang anak sekolah dasar pun sudah pernah melihat dan menonton film yang mengandung unsur dewasa yang seharusnya belum layak untuk dipertontonkan maupun dilakukan. Berikut ini adalah hal" negatif pengaruh pornografi :
1. Lebih merusak otak ketimbang pornografi
"Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi, padahal efek negatifnya lebih besar daripada narkoba dalam hal merusak otak. Tak hanya itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pacandu narkoba," ujar Dr Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA, dalam artikel detikHealth sebelumnya.
Menurut Dr Mark, pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi). Sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak.
Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun, orang tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.
Pada pecandu pornografi, Dr Mark menjelaskan, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik
Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak akan bekerja dengan sangat ekstrem kemudian mengecil dan rusak.
2. Anoreksia Sosial
Dalam laporan studi yang sudah dipublikasikan pada Italian Society of Andrology and Sexual Medicine, dari 28.000 pria yang disurvei peneliti menemukan bahwa kebanyakan pria akan menonton film porno pada usia muda, sekitar 14 hingga 20-an tahun.
"Semakin banyak pria muda Italia menderita dari 'anoreksia seksual' dan tidak mampu untuk mendapatkan ereksi karena penggunaan internet untuk pornografi yang biasanya dimulai pada usia remaja," jelas Marnia Robinson, pemimpin studi.