Mohon tunggu...
Fanny Wiriaatmadja
Fanny Wiriaatmadja Mohon Tunggu... -

A writer and an employee | An observer and an analyst | Write anything than comes to her mind (travel, movie, food, book, people behavior, memory) | Protagonist Outside, Antagonist Inside | Know me more at www.fannywa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bahagia Itu Sederhana

26 Agustus 2013   11:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:48 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bahagia itu sederhana ya
Sering mengangguk menyetujui statement pertama, tapi tidak tahu benar arti dan maksudnya
Sebab kadang kata dengan kemanisannya bisa membiaskan
Sebab sederhana memang punya atribut makna yang dalam yang kadang tidak bersahabat dengan otak dan hati
Sebab insan tidak pernah menelaah dalam-dalam sederhana itu makhluk jenis apa
Termasuk aku

Jadi ketika senja yang cantik idolaku itu tiba,
Saat kaki berjalan berat-berat dalam langkah untuk menuju pulang,
Gerobak sampah besar itu lewat dalam gerakan anggun
Dan di dalamnya, duduk bak terlantar, sang istri dan dua anaknya
Dan tampak pula si abang menarik gerobak penyangga hidup dan pemberi nafkahnya itu
Walau keringatnya sebesar biji jagung dari Mexico (kalaupun aku pernah melihatnya),
Aku berhasil menangkap senyum simpul di wajahnya
Yang aku yakin timbul sebagai hasil dari mendengarkan celoteh bersemangat anak-anaknya
Ramai dalam canda tawa dan bahagia
Manis rasanya..

Pagi esoknya, tak mau kalah dengan pengalaman senja,
Kopaja yang membawaku menyajikan pemandangan sama indahnya
Dari bangku, aku melihat mereka dari belakang
Sang supir menyetir, sedikit ugal-ugalan
Di sisi sampingnya tampil seorang wanita, duduk dengan posisi mirip preman ibukota
Dan di sampingnya lagi, dekat jendela, bocah kecil berkuncir berantakan memasang tampang cengo'
Keluarga lagi..

Si istri memberi makan si anak dengan biskuit yang kulihat lebih menyerupai rempah-rempah tak beraturan
Sesekali sambil menyuapkan sajian yang sama ke suaminya yang asyik menjelajah brutalnya macet di jalanan
Dan si suami, di setiap detik di mana dia tidak harus fokus memperhatikan rambu dan polisi,
Selalu menoleh ke kiri menggoda dan mengajak ngobrol anaknya
Memainkan aksi cilukba paling seru yang pernah kulihat
Berusaha mengerahkan kelucuannya sampai batas maksimal
Untuk mengeluarkan tawa ngakak dari si anak
Again, bahagia is simple..
Sederhana
Dan keluarga adalah salah satu wadahnya

Bukan sekedar duit
Bukan sekedar jalan-jalan
Bukan sekedar barang mahal
Bukan sekedar makan enak
Tapi saat dikelilingi orang-orang yang disayang dan dicinta
Yang selalu balik menyayangi dan mencintaimu
Unconditional

Besok, aku menanti lagi view-view cantik bertemakan kasih sayang versi yang lain
Aku sudah siap berburu dan membidik
Serta mengabadikannya dalam sel-sel kelabu di otak
Tidak lupa membekaskannya dalam-dalam di hati
Dan merekamnya dalam jalinan kata digital ini

Selamat berbahagia..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun