Batam (7/2/2021) -- Ditengah pandemi covid-19, asupan gizi menjadi hal utama dalam menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh terutama pada anak -- anak, terlebih usia baduta. Anak -- anak usia batita memiliki prevalensi yang lebih kecil terinfeksi Covid-19 daripada usia dewasa atau lansia, tetapi pemenuhan gizi bagi anak harus menjadi prioritas utama pencegahan terhadap virus ini.Â
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, melainkan juga berdampak pada pendidikan dan masa depan.Â
Status gizi anak yang kurang menjadi faktor risiko anak rentan terjangkit infeksi. Sedangkan anak obesitas juga dapat memperberat penyakit virus covid-19. Imunitas tubuh berkaitan erat dengan cukup atau tidaknya asupan gizi anak yang berpengaruh langsung terhadap status gizi dan daya tahan tubuhnya.Â
Oleh karena itu, Fanny Tiurma Osara, mahasiswa KKN UNDIP mengusung Program Pentingnya Pemberian ASI Ekslusif dan MP-ASI yang Tepat saat Pandemi agar dapat memperbaiki status gizi dan memperkuat benteng imunitas tubuh anak, sehingga anak akan mampu menangkal infeksi. Pada usia 6 bulan, ASI saja sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pada usia 7-24 bulan, pemberian MP-ASI harus mengandung gizi seimbang, yakni mencakup karbohidrat, protein, lemak, buah, dan sayur dengan tekstur yang sesuai.Â
Orang tua harus menyiasati pemberian makan anak dengan memberikan menu makanan yang berbeda baik dari segi penampilan, rasa, warna, dan teap memperhatikan aturan makan anak yang benar karena seringkali anak mengalami kesulitan makan. Orang tua juga harus meningkatkan higienis diri sendiri saat mempersiapkan bahan makan anak agar kebersihannya tetap terjaga.Â
Edukasi dilakukan di Puskesmas Tiban Lama bersamaan dengan jadwal imunisasi bulan Januari. Hal ini sudah disetujui sebelumnya oleh kepala puskesmas dan kader setempat. Edukasi diberikan setelah melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala anak. Lalu mengisi dan melihat perkembangan anak dari KMS (Kartu Menuju Sehat) anak. Anak yang mengalami masalah gizi atau grafik KMS menurun biasanya karena anak terkena infeksi seperti diare dan demam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H