Mohon tunggu...
Fanny Tasyfia Mahdy
Fanny Tasyfia Mahdy Mohon Tunggu... Dosen - Jurnalis Warga

Alam membentang luas, kau tak ingin jelajah?

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ayah Bunda, Mulai Mendongeng, Yuk!

27 Desember 2023   16:55 Diperbarui: 27 Desember 2023   17:26 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menonton film kartun memang memiliki banyak manfaat, namun waktu menonton yang berlebihan di perangkat pintar juga dapat menghambat perkembangan anak-anak. Hal sangat disayangkan adalah hampir setengah dari konten anak-anak di perangkat pintar bersumber dari cerita-cerita yang bisa jadi diambil dari buku anak-anak.

Prevalensi media digital dan penggunaan gadget di masyarakat saat ini telah berdampak signifikan terhadap cara anak-anak mengonsumsi konten, termasuk kartun dan dongeng. Meskipun kartun dapat memberikan hiburan dan pembelajaran, penting untuk menyadari potensi dampak negatif dari penggunaan layar yang berlebihan, terutama dalam hal perkembangan anak-anak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa waktu bermain gadget yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi anak-anak, termasuk keterlambatan perkembangan bahasa, penurunan keterampilan kognitif, dan gangguan pola tidur. American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun tidak boleh menggunakan gawai lebih dari satu jam per hari, dan menekankan pentingnya mempromosikan penggunaan media yang sehat.

Di sisi lain, bentuk-bentuk cerita tradisional, terutama melalui buku anak-anak dan cerita lisan, menawarkan manfaat berharga yang sering terabaikan di era digital. Membaca atau mendengarkan cerita dari buku memungkinkan anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka, meningkatkan kemampuan bahasa mereka, dan menumbuhkan kecintaan untuk membaca sejak usia dini. Selain itu, sesi mendongeng interaktif dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dan meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak.

Di sisi lain, bentuk-bentuk cerita tradisional, terutama buku bergambar dan dongeng lisan, memberikan manfaat berharga yang sering terabaikan di era digital. Membaca dan mendengarkan buku bergambar membantu anak-anak menggunakan imajinasi mereka, meningkatkan kemampuan bahasa mereka, dan mengembangkan kecintaan mereka terhadap membaca sejak usia dini. Selain itu, membaca buku bergambar interaktif dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dan memperkuat ikatan antara orang tua dan anak.

Membacakan anak-anak buku dongeng, dapat meneruskan manfaat mengenali cerita rakyat, yang membuat mereka mengenal kearifan lokal yang majemuk. Seperti yang diketahui, Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya. Etnis, bahasa, dan adat istiadat Indonesia merupakan kekayaan yang harus kita lestarikan. Salah satu aset budaya yang dimiliki Indonesia adalah cerita rakyat. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat yang berbeda dan menarik. Dengan latar belakang inilah cerita rakyat selalu diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mewariskan cerita rakyat tersebut pada generasi penerus bangsa untuk tetap melestarikan budaya yang ada di Indonesia melalui cerita-cerita rakyat tersebut.  Cerita rakyat memiliki daya tarik untuk diceritakan. Umumnya, teks cerita rakyat menceritakan tentang kejadian-kejadian di suatu tempat atau asal-usul tempat tersebut. Tokoh-tokoh dalam cerita rakyat biasanya diwujudkan dalam bentuk manusia, dewa-dewi, dan binatang.

Pergeseran ke arah platform digital untuk konten anak-anak telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi hilangnya manfaat pendidikan dan perkembangan ini. Meskipun konten cerita digital dan animasi dapat menarik dan menstimulasi secara visual, mereka mungkin tidak menawarkan keuntungan kognitif dan emosional yang sama dengan metode mendongeng tradisional. Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada perangkat pintar untuk hiburan anak-anak dapat berkontribusi pada perilaku kurang gerak dan kurangnya aktivitas fisik, yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Kesimpulannya, meskipun menonton film kartun dapat memberikan banyak manfaat bagi anak-anak, sangat penting untuk menyeimbangkan waktu di depan layar dengan bentuk-bentuk kegiatan yang menarik dan interaktif lainnya, terutama mendongeng tradisional yang terdapat dalam buku-buku anak-anak. Untuk mengatasi masalah ini, orang tua, pendidik, dan pembuat konten harus bekerja sama untuk mempromosikan lingkungan media yang sehat bagi anak-anak yang mengintegrasikan konten digital terbaik dan metode mendongeng tradisional.

Yuk, Ayah Bunda, mulai mendongeng sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun