Ada beberapa budaya yang berbeda dalam menyikapi proses pasca persalinan atau masa nifas. Cara ini pun juga dilakukan oleh budaya Tionghoa. Wanita yang baru saja melakukan persalinan diharuskan untuk menjalankan "karantina" selama 30-40 hari dengan tujuan untuk memulihkan tubuh.
Tradisi ini dilakukan dengan tujuan membantu para ibu untuk pulih dari kerasnya masa kehamilan, persalinan dan kelahiran. Selama masa ini, ada aturan yang rumit untuk merawat diri mereka sendiri.
- Tidak diperbolehkan terkena angin langsung. Ini dikarenakan tulang pasca melahirkan kembali seperti tulang muda dan tubuh menjadi lemah sehingga lebih rentan. Meskipun di dalam rumah, selalu memakai celana panjang dan baju lengan panjang.
- Tidak mengerjakan pekerjaan berat. Agar tubuh tidak kelelahan dan memiliki istirahat cukup, ibu baru tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan berat selain menyusui bayinya. Diharapkan juga tidak melakukan banyak gerakan baik berjalan, duduk maupun naik tangga maka biasa ada ibu kandung atau ibu mertua atau bahkan pengasuh khusus untuk membantu ibu baru mengurus diri dan bayinya.
- Tidak diperbolehkan mandi dengan air dingin dan tidak boleh keramas. Ibu-ibu yang baru melahirkan sama sekali dilarang untuk menyentuh air dingin, maka harus mandi menggunakan air hangat dan tidak diperbolehkan sama sekali untuk keramas.
- Makan makanan ciak po (makanan herbal dengan ramuan tradisional Chinese). Makanan yang diperbolehkan hanya makanan dengan ramuan tradisional yang kaya akan energi dan protein, untuk memulihkan energi, membantu mengecilkan rahim dan memperbanyak produksi ASI. Hampir semua lauk dicampur dengan irisan jahe karena dipercaya dapat menghilangkan angin yang ada di tubuh selama masa kehamilan.
- Minum obat tradisional atau jamu. Berfungsi untuk membersihkan sisa gumpalan darah yang mungkin masih tertinggal di dalam rahim dan membantu agar luka jahit lekas kering.
Pada intinya, segala tradisi dilakukan agar para ibu baru tetap sehat dan kuat kembali sehingga tidak ada sakit di kemudian harinya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H