YOGYAKARTA- Di awal perkuliahan tahun ajaran baru, seorang mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menemukan peluang emas dari limbah kolang kaling. Dengan kegigihan dan kreativitasnya, dia berhasil mengubah limbah kolang kaling menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Siapakah dia dan bagaimana kisahnya? Mari kita simak!
Huda, seorang mahasiswa yang penuh semangat dan inovatif, mengikuti pelatihan SEBI UMY mengenai design thinking yang mengajarkan pembuatan produk bermanfaat untuk manusia dan alam. Pemateri dalam pelatihan itu menyampaikan tentang produk yang dapat menggantikan Styrofoam dengan bahan baku limbah daun pinang.Â
Dengan tekad bulat, Huda memulai perjalanannya dengan membentuk tim yang solid untuk mengikuti pendanaan yang diadakan kampus melalui program Vessel Program di bawah naungan SEBI. Dia dan timnya mengajukan ide usaha yang berawal dari keresahan masyarakat mengenai limbah kolang kaling yang tidak terolah dengan baik, yang kemudian menghasilkan produk yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi juga ramah lingkungan.
Tim yang dibentuk Huda mulai mengidentifikasi permasalahan yang dapat dijadikan ide usaha, dengan memilih lokasi di daerah Pekalongan. Di Pekalongan, kampung halaman Huda, terdapat banyak produsen kolang kaling. Dalam proses pembuatannya, produsen kolang kaling ini menghasilkan limbah sisa produksi yang biasanya dibuang di kebun-kebun atau pinggir jalan, menyebabkan pencemaran lingkungan yang cukup signifikan.Â
Melihat potensi ini, Huda dan timnya melakukan penelitian mendalam untuk menemukan cara mengolah limbah kolang kaling menjadi produk yang bernilai. Mereka menggali informasi tentang komposisi limbah dan mencari inspirasi dari berbagai produk ramah lingkungan yang sudah ada. Melalui serangkaian percobaan, mereka berhasil menemukan cara untuk mengolah limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat, dan ramah lingkungan.
"Kami mulai mencari potensi yang bisa dimanfaatkan dari limbah industri kolang kaling. Akhirnya, kami menemukan kandungan selulosa, yang dapat menjadi bahan baku untuk membuat kain tekstil. Produk yang kami buat berupa kain tekstil dari limbah industri kolang kaling," ujar Huda.
Huda menyatakan bahwa dalam bisnis yang ia jalani, ia mengedepankan sosial atau sociopreneurship. Bisnis ini mendapatkan pendanaan dari SEBI. Di tengah proses pendanaan dari SEBI, tim juga mengajukan pendanaan ke Kemendikbud Ristek melalui program P2MW, dan berhasil mendapatkan pendanaan dari program tersebut. Huda dan tim terus memproduksi berbagai produk. Produk pertama yang dihasilkan diluncurkan pada tanggal 12 September 2023. Produk awal yang dibuat meliputi kain tekstil, kresbag, sepatu, topi, dan dekorasi rumah.
"Alhamdulillah sejak September 2023, kami telah menjadi PT dengan nama PT Teramitra Berkah Indonesia, yang sekarang memiliki beberapa unit usaha, yaitu di bidang peternakan, bidang edukasi, bidang food and beverage, dan bidang konstruksi," ungkap Huda.
Huda berpesan, "Jangan lewatkan kesempatan sekecil apapun yang melintas di hadapan kalian. Kita tidak tahu di mana kita bisa mencapai titik kesuksesan," ujar Huda.
Dalam perjalanannya, Huda membuktikan bahwa dengan tekad dan inovasi, limbah yang sering dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Melalui perusahaannya, PT Teramitra Berkah Indonesia, Huda tidak hanya menciptakan peluang bisnis baru tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Kesuksesan ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk selalu mencari dan memanfaatkan setiap peluang yang ada di sekitar mereka. Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat dan kerja sama yang solid, ide-ide inovatif dapat berkembang menjadi solusi nyata yang membawa perubahan. Mari kita terus berinovasi dan tidak pernah ragu untuk mengambil langkah berani dalam mengejar impian kita, karena setiap langkah kecil dapat membawa kita menuju pencapaian besar.
