Profesi ahli gizi bukanlah profesi yang bisa diremehkan. Di tahun 2024 ini profesi ahli gizi memainkan peran yang sangat krusial dalam membentuk masa depan bangsa Indonesia. Kualitas gizi sedari dini perlu untuk ditingkatkan khususnya anak-anak guna membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ahli gizi memastikan setiap individu menerima asupan gizi seimbang. Tidak hanya itu, tentunya lulusan gizi yang bekerja di rumah sakit memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pasien mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga dapat mendukung proses pemulihan dengan optimal. Kondisi kesehatan setiap pasien sangat berbeda tentunya asupan nutrisi yang disesuaikan adalah kunci untuk mempercepat penyembuhan, menghindari komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup selama masa perawatan.
Menurut WHO, Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan terkait gizi diantaranya bayi yang terlahir dengan berat badan rendah, balita mengalami stunting, wasting, dan kegemukan atau obesitas. Selain itu baru 68, 6% bayi usia 0 - 5 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Pola makan dan praktik pemberian makan yang kurang memadai, serta keterbatasan akses terhadap layanan adalah komponen utama yang berkontribusi pada masalah ini. Tiga dari sepuluh bayi di Indonesia di bawah usia enam bulan tidak menerima ASI eksklusif. Hanya 40% anak di bawah usia lima tahun mendapatkan asupan minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, dan dua dari lima tidak memenuhi kelompok makanan yang direkomendasikan. Karena infeksi dan asupan gizi ibu yang buruk selama kehamilan, pertumbuhan janin terhambat, dan 6% bayi baru lahir memiliki berat badan lahir rendah. Faktor-faktor seperti kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, ketimpangan sosial dan gender, infrastruktur yang tidak layak, dan frekuensi bencana alam yang tinggi adalah semua masalah yang memperburuk masalah di atas.
Menanggapi permasalahan gizi yang ada, pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut sesuai dengan UU yang berlaku. Salah satu bunyi pasal dalam UU, yakni “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” tepatnya pada Pasal 28H ayat (1) UUD 1945. Upaya perbaikan gizi masyarakat untuk peningkatan mutu gizi perseorangan hingga masyarakat tersebut, dilakukan melalui: perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, perbaikan perilaku sadar gizi; aktivitas fisik; dan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, dan peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Pemerintah juga telah menerbitkan Perpres 72/2021. Pasal 2 ayat (1) Perpres 72/2021 menegaskan bahwa dalam rangka percepatan penurunan stunting, ditetapkan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting. Menurut Pasal 2 ayat (2) Perpres 72/2021 strategi tersebut bertujuan untuk:
- menurunkan prevalensi stunting,
- meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga,
- menjamin pemenuhan asupan gizi,
- memperbaiki pola asuh,
- meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dan
- meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
Pemerintah dalam melaksanakan program tersebut tidak lepas dari bantuan ahli gizi. Orang yang bekerja sebagai ahli gizi memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Mereka tidak hanya menawarkan konsultasi gizi tetapi juga mengajar tentang pola makan yang sehat dan sehat. Ahli gizi berusaha meningkatkan status gizi ibu hamil dan anak-anak melalui program intervensi gizi, seperti Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang penting untuk masa depan negara. Ahli gizi juga bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga kesehatan untuk membuat kebijakan publik terkait gizi.
Meskipun ahli gizi sangat penting, mereka menghadapi banyak masalah saat menjalankan program gizi di lapangan. Salah satu hambatan utama adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga gizi seimbang. Banyak orang terus percaya bahwa makanan murah dan cepat saji cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Selain itu, program intervensi gizi tidak dapat diperluas karena kekurangan sumber daya dan dukungan pemerintah. Oleh karena itu, perlu ada upaya bersama untuk meningkatkan dukungan terhadap profesi ini.
Peran ahli gizi yang tidak kalah penting dalam mendukung Indonesia lebih sehat adalah profesi ahli gizi yang bekerja di rumah sakit.
Seperti yang diketahui bahwa sistem instalasi gizi rumah sakit mengawasi pelayanan gizi. Berbagai tugas dilakukan oleh instalasi gizi seperti pengolahan makanan, persiapan makanan, distribusi makanan, dan edukasi gizi. Rumah sakit memiliki karyawan yang berdedikasi dan terlatih yang melakukan tugas ini (Lisrianti et al., 2014). Setiap komponen yang berjalan dibawah naungan instalasi gizi rumah sakit tentunya harus mematuhi setiap aturan yang berlaku karena setiap pangan bagi pasien dan petugas terjamin kualitasnya. Setiap tindakan yang diambil untuk mencegah kontaminasi biologis, kimia, dan jenis kontaminasi lainnya pada makanan berpotensi mengganggu, merugikan, dan menimbulkan risiko bagi kesehatan seseorang ini dikenal sebagai keamanan pangan. Selain itu, tujuan praktik keamanan pangan yang dilakukan adalah untuk memastikan bahwa makanan tetap aman untuk dikonsumsi dengan menyesuaikannya dengan nilai-nilai agama, budaya, dan masyarakat.
Seperti yang kita ketahui pelayanan gizi rumah sakit bertanggung jawab untuk menyediakan makanan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap yang disesuaikan dengan standar diet masing-masing pasien dan disesuaikan dengan unit pelayanan kesehatan lain untuk mencapai pelayanan gizi yang optimal. Tujuan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap adalah untuk memberi mereka asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan, dan meningkatkan status gizi mereka. (Firmansyah et al., 2022). Proses mendukung kesembuhan setiap pasien ini selaras dengan tujuan meningkatkan gizi bangsa Indonesia yang optimal sehingga mampu membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, serta produktivitas kerja.
Ahli gizi sangat penting dalam upaya menciptakan generasi yang sehat dan kuat, baik dalam hal perawatan pasien di rumah sakit maupun peningkatan kualitas gizi masyarakat secara keseluruhan. Ahli gizi memainkan peran penting dalam memastikan kesehatan optimal melalui penilaian gizi yang cermat, pembuatan rencana diet yang tepat, pengawasan kualitas makanan, dan pemantauan terus menerus terhadap kondisi pasien. Di tahun 2024, peran ini akan semakin penting untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dan siap bersaing di pasar global. Ahli gizi akan terus menjadi garda terdepan dalam memperbaiki dan menjaga status gizi masyarakat dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa dengan terus menjaga komitmen pada pelayanan kesehatan.Masa depan bangsa Indonesia bergantung pada ahli gizi. Kita dapat mengharapkan generasi berikutnya yang lebih sehat dan produktif dengan peran mereka yang strategis dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang. Mari kita mendukung upaya untuk meningkatkan status gizi di Indonesia demi masa depan yang lebih baik bagi semua orang.