Lingkungan yang berubah tidak hanya memengaruhi perkembangan perusahaan yang berorientasi laba, namun juga lembaga sektor publik. Tidak hanya pertumbuhan bisnis berorientasi laba, tetapi juga lembaga sektor publik terkena dampak lingkungan yang berubah. Perguruan tinggi adalah salah satu tempat yang berkembang dan berubah dengan sangat cepat. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) perguruan tinggi terpengaruh oleh perubahan lingkungan tersebut. Sistem pengendalian sumber daya manusia (SPM) menggabungkan pengendalian manajemen yang berbeda untuk memastikan bahwa sumber daya manusia berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Sistem SPM yang baik memiliki kemampuan untuk memotivasi sumber daya manusia untuk meningkatkan kreativitas individu, meningkatkan efisiensi operasional, mendukung rencana bisnis, dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan efektivitas operasional, mendukung strategi perusahaan, meningkatkan kreativitas individu, dan meningkatkan kemampuan kapabilitas perusahaan untuk bersaing.
Mempengaruhi dan mengarahkan perilaku sumber daya organisasi sesuai dengan tujuan perusahaan adalah tugas dari Sistem Pengendalian Manajemen. Namun, perilaku ini biasanya disebabkan oleh keinginan birokratis pemimpin yang bertumpu pada keinginannya sendiri demi kepentingan perusahaan. Meskipun demikian, seberapa efektif sistem pengendalian manajemen bergantung pada seberapa jauh sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi. Universitas adalah salah satu organisasi sektor publik yang mengadopsi konsep pengendalian manajemen setelah pertama kali muncul di perusahaan. Pembahasan tulisan ini dimulai dengan situasi pengelolaan dan persaingan yang ada di perguruan tinggi.
Dalam perkembangannya ternyata konsep SPM tidak hanya diterapkan pada organisasi bisnis, namun juga pada organisasi sektor publik. Universitas merupakan salah satu bentuk organisasi sektor publik sekaligus organisasi sektor jasa yang mulai berkembang dengan pesat pada era tahun 1990. Perubahan konsep pengelolaan perguruan tinggi mendorong pengelola perguruan tinggi untuk menggunakan konsep tata kelola berbasis organisasi yang berorientasi bisnis. Saat ini perguruan tinggi sudah menjadi industri yang memiliki persaingan tajam. Perguruan tinggi sudah menjadi industri yang bersaing dengan perguruan tinggi lainnya untuk menjual jasanya dalam rangka memperoleh mahasiswa dan meningkatkan pendapatannya. Saat ini perguruan tinggi sudah memasuki era "competitive market". Kemajuan teknologi informasi, sosial, ekonomi, dan perkembangan “knowledge-based economy” berdampak pada perubahan lingkungan perguruan tinggi yang memengaruhi perguruan tinggi tersebut untuk bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Bahkan perguruan tinggi di luar negeri seperti di Australia, Amerika, dan Eropa dihadapkan pada fakta yaitu perguruan tinggi harus bersaing secara langsung untuk mendapatkan mahasiswa.
Persaingan yang begitu dasyat membuat perguruan tinggi harus mengubah pengelolaannya. Kondisi perguruan tinggi saat ini sudah memasuki era industri dan sudah menyerupai organisasi bisnis, baik perguruan tinggi negeri terlebih lagi perguruan tinggi swasta. Pengelolaan perguruan tinggi yang tepat dibarengi dengan strategi yang ampuh sudah merupakan kunci kesuksesan perguruan tinggi. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila tujuan pengelola perguruan tinggi menggunakan konsep-konsep organisasi bisnis tidak hanya untuk mempertahankan eksistensinya tetapi juga untuk memenangkan persaingan. Persaingan perguruan tinggi di Indonesia berdampak besar pada eksistensi perguruan tinggi. Seiring dengan meningkatnya jumlah perguruan tinggi di Indonesia maka persaingan antar perguruan tinggi juga semakin meningkat. Dampak dari persaingan perguruan tinggi di Indonesia yaitu adanya penutupan program studi dan universitas, merger dan akuisisi perguruan tinggi, dan banyaknya perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia dengan berbagai bentuk dan model perkuliahan. Hal ini kemungkinan besar menjadi dampak menurunnya jumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Era persaingan ini mengharuskan setiap perguruan tinggi memiliki strategi dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif serta untuk bertahan dalam menghadapi serangan gencar dari persaingan. Untuk menghadapi tantangan sekaligus memenangkan persaingan terhadap perguruan tinggi lain maka setiap perguruan tinggi harus memiliki strategi bersaing (Competitive strategy). Competitive strategy berhubungan erat dengan SPM dalam organisasi. Pergeseran karakteristik perguruan tinggi dari kolegial menjadi managerial, serta perubahan lingkungan perguruan tinggi berdampak pada perubahan pengelolaan perguruan tinggi menjadi layaknya organisasi bisnis. Oleh karena itu Sistem Pengendalian Manajemen pada hakekatnya tidak berbeda antara organisasi bisnis dan non-bisnis. Penginvestigasian penerapan SPM di universitas bertujuan untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi untuk mencapai keunggulan bersaing. Pengelolaan perguruan tinggi sudah harus didukung oleh strategi bisnis. Perguruan tinggi sudah saatnya dikelola seperti organisasi bisnis karena organisasi bisnis sudah dikenal “terbiasa” menghadapi dinamika bisnis yang begitu cepat. Hal ini bukan berarti perguruan tinggi meninggalkan karakternya sebagai lembaga sektor publik yang memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas. Kemungkinan perguruan tinggi di Indonesia banyak yang gagal menjalankan misinya karena mereka tidak terbiasa untuk menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat sehingga tidak memiliki kemampuan untuk bersaing. Saat ini perguruan tinggi bahkan harus memiliki keunggulan kompetitif untuk memenangkan persaingan. Jadi perguruan tinggi harus mengubah pengelolaannya seperti organisasi bisnis dan harus memiliki strategi bersaing jika ingin tetap eksis di industri peguruan tinggi.
Penetapan tujuan didirikannya universitas merupakan prasyarat penting bagi desain SPM universitas. Apabila universitas tidak memiliki tujuan jelas maka SPM tidak akan bisa didesain. Universitas juga memiliki tujuan sosial. Agar staf dan dosen dapat bekerja dengan baik dan benar maka mereka harus memahami dengan sangat jelas apa tujuan universitas dimana mereka bekerja. Pemahaman tujuan yang baik dan benar berdampak pada semangat individu untuk bekerja, karena mereka tahu tujuan organisasi mereka. Setelah tujuan universitas ditetapkan dan disosialisasikan maka pimpinan memformulasikan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang dirumuskan mencakup bagaimana universitas menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya. Semakin detail strategi dibuat maka SPM akan dapat didesain dengan lebih baik. SPM akan mendukung strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Sebagai contoh pengembangan program studi baru, efsiensi biaya, dan perluasan segmen mahasiswa memerlukan SPM. Oleh karena itu, pengendalian juga harus dilakukan pada tingkatan paling bawah untuk memastikan bahwa strategi dijalankan sesuai dengan rencana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI