Dalam hidup ini, saya dan tentunya kalian semua, pasti pernah punya cita-cita,impian atau rencana-rencana baik jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya saja, waktu kecil saya punya cita-cita jadi pelukis, tapi apa daya saya tak pandai melukis. Cita-cita itu muncul karena nilai menggambar saya mendapat 8 terus. Padahal, saya jago gambar kalau ada contohnya. Jadi, saya tinggal tiru gambarnya saja. Bukan menciptakan gambar sendiri.
Saya juga pernah bermimpi bisa melancong ke seluruh dunia. Tetapi, setelah saya pikir-pikir lagi, kok, kayaknya saya pede banget bisa menjelajahi seluruh dunia. Padahal, untuk bisa melancong ke seluruh dunia, saya harus punya dana dan waktu yang cukup. Mengingat saya bukan konglomerat dan ada kantor yang harus diurusi, seharusnya saya tidak sesumbar bilang mau melancong ke seluruh dunia.
Seharusnya, saya bilang begini :“Yah, maunya sih melancong ke seluruh dunia selama masih bernafas tetapi..JIKA TUHAN MENGHENDAKI.”
Saya tidak boleh gegabah bilang mau ini, mau itu, tapi saya melupakan ‘izin’ dariNya.Apakah dengan berpikir begini menunjukkan saya tidak yakin? Kurang pede? Kurang beriman? Tidak berpikiran positif? Nope! It’s not what I mean.
Dengan mengatakan “JIKA TUHAN MENGHENDAKI”, sebenarnya saya sedang menyerahkan seluruh hidup saya termasuk rencana, cita-cita, impian,dll ke dalam tanganNya.Saya sedang belajar untuk tidak memegahkan atau menyombongkan diri sendiri dan sebaliknya, saya sedang mengandalkan Tuhan. Tapi, bukan berarti saya berhenti berusaha lho.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H