Mohon tunggu...
Fanny PrintiArdi
Fanny PrintiArdi Mohon Tunggu... Dosen - Sosial media enthusiastic lecture

Melukis dengan Huruf

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Big Data Vs Smart City oleh Sekawan Institute

6 Maret 2020   15:43 Diperbarui: 6 Maret 2020   15:54 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Sekawan Raden Fanny Printi Ardi (dokpri)

Penerapan SmartCity di beberapa kota tentu tidak semulus seperti apa yang di rencanakan dalam rancangan sebelumnya. Banyak kendala yang terjadi kenapa program ini tidak bisa jalan sepenuhnya.

Isu tentang City dalam beberapa tahun terakhir menjadi sangat hangat diperbincangkan menjadi materi diskusi. Salah satu yang melatarbelakanginya adalah Program pemerintah yang bertajuk "Gerakan Menuju 100 SmartCity" yang diinisiasi oleh Kementrian komunikasi dan informatika. Akhirnya setelah tiga tahun program ini berjalan tahun 2019 program tersebut telah milih 25 kabupaten/kota untuk mengikuti pendampingan selama tahun 2019.

Sementara ini, diwilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat kabupaten/kota yang sudah menjadi peserta Program Pendampingan SmartCity antara lain, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, serta Kabupaten Lombok Barat.

Namun apabila mengacu kepada materi yang disampaikan Ismail Fahmi Ph.D dalam Seminar Bigdata VS SmartCity, terdapat enam dimensi bidang SmartCity yang masih banyak belum tersentuh permasalahannya di NTB ini. Ini dapat menjadi indikator bahwa program SmartCity belum bisa berjalan dengan baik.

Mengutip analoginya Ismail Fahmi dalam salah satu diskusinya, " SmartCity merupakan jalan tol, Teknologi dan aplikasi pada smarcity merupakan Kedaraan yang melalui jalan tol tersebut, dan yang menjadi bahan bakarnya adalat data."

Dari analogi tersebut dapat disimpulkan bahwa semua elemen yang ada di dalam program smartcity hanyalah pendukung untuk mempermudah dan mempercepat manusia dalam mobilisasi.

Diskusi tersebut disampaikan pada tanggal 5 Maret 2020, dalam seminar yang bertajuk "Bigdata VS SmartCity" yang diselenggarakan oleh Sekawan Institute. Seminar ini membahas Bagaimana teknologi Bigdata mampu mendukung SmartCity. 

Hadir sebagai pembicara yaitu Bapak Ismail Fahmi Ph.D (Founder Drone Emprit), Prof. Dr. Mohammad Tajuddin M.Si (Konsultant SmartCity Kota Mataram, dan serta Bapak Nuki dari Hawlett Packard Enterprice. Seminar dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Lombok Utara Bapak Muhammad S.pd

Ismail Fahmi Ph.D (dokpri)
Ismail Fahmi Ph.D (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun