Dan kembali soal, mana lebih penting membantu anak terlantar daripada hewan terlantar? Jika konteksnya hati nurani, kalian the nyinyiers bisa mengingat kembali tentang kisah di atas, yaitu anak jalanan yg ber-iuran sama-sama supaya anak anjing yg mereka selamatkan bisa dioperasi(ini kisah nyata) atau si ibu yg hidup di kolong jembatan tapi mampu beri makan puluhan ekor kucing terlantar (pernah dimuat di Kompas). Kenapa "pihak-pihak terlantar" ini malah mau membantu hewan, padahal mereka kesusahan juga? Mungkin itulah hati nurani, karena tahu betul apa rasanya terlantar, mereka lebih tersentuh, jauh lebih mulia dibanding kalian yg masih memperdebatkan mana yg penting mana yg tidak.
Semoga apa yg saya tulis ini bisa membuka perspektif yang selama ini mungkin tak tampak, semoga otak bening kalian dilatih berpikir agar segera menjadi kelabu.
Jangan pernah mencela orang lain yang berbuat baik hanya karena menurut kalian objek perbuatan baiknya bukan merupakan prioritas kalian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H