Mohon tunggu...
fannisa ramadantip
fannisa ramadantip Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hai saya fannisa, saya kuliah di Universitas Komputer Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Pilu Seorang Ibu yang Ditinggal Meninggal oleh Anaknya

16 Januari 2024   19:15 Diperbarui: 16 Januari 2024   19:39 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari di tanggal 11 maret 2013 lahirlah seorang anak yang bernama Reno ia dilahirkan dari rahim ibu bernama Bu Ati, pada biasanya kelahiran anak adalah suatu anugrah bagi seorang ibu tetapi berbeda dengan Bu Ati ia sedih saat anaknya lahir karena masalah ekonomi yang sedang ia hadapi pada saat itu, Bu Ati bingung cara untuk mengurus anak ini lantaran ia sudah memiliki 4 anak dan ditambah dengan yang baru saja ia lahirkan menjadi 5. 

Saat Bu Ati sedang kebingungan datanglah Bu Ros yaitu kaka dari Bu Ati, ingin mengadopsi anak tersebut lantaran jenis kelamin anak itu laki-laki dan Bu Ros sangat menginginkan anak lelaki sebab Bu Ros mempunyai 2 anak yang berjenis perempuan. Tidak menolak tawaran dari Bu Ros untuk mengadopsi Reno, Bu ati pun menyetujui tawaran yang Bu Ros tawarkan karena Bu Ati sangat percaya anaknya di asuh oleh kakanya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Reno tumbuh menjadi anak yang cerdas, baik hati, dan patuh. Reno kini sudah menempuh pendidikan di sekolah dasar yang terletak di daerah Tanjungsari. Reno bersekolah di sana karena Bu Ros, ibu asuhnya, bekerja di sekolah tersebut. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, mereka selalu berangkat bersama. Di sekolah, Reno menjadi seorang siswa yang berprestasi; ia aktif mengikuti berbagai perlombaan yang diselenggarakan di sekolahnya, dan tak jarang pula ia mengikuti lomba di luar sekolah. Kesungguhan dan bakatnya sering kali membuatnya meraih berbagai penghargaan.

Reno sangat disenangi oleh teman-teman sekelasnya dan juga mendapat banyak pujian dari para guru. Ia selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegemaran Reno dalam mengikuti lomba-lomba membuatnya semakin dikenal di sekolahnya. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan sering membantu teman-temannya dalam kesulitan.

Bu Ros, ibu asuhnya, sangat bangga dengan perkembangan Reno. Ia selalu memberikan dukungan dan semangat kepada Reno, tidak hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal kepribadian. Bu Ros adalah sosok yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang besar kepada Reno, sehingga perkembangan positif Reno menjadi hal yang sangat membanggakan baginya.Reno pun menjadi siswa kesayangan di sekolahnya. Ia dikenal sebagai sosok yang selalu memberikan contoh yang baik, baik dalam pelajaran maupun dalam perilaku sehari-hari. Guru-gurunya pun sangat mengapresiasi semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Reno.

Seiring berjalannya waktu, Reno terus tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang semakin baik. Keberhasilan dan prestasinya di sekolah membuktikan bahwa kegigihannya dalam belajar dan semangatnya dalam berbagai kegiatan luar sekolah tidak pernah sia-sia. Ia tetap rendah hati dan tidak lupa akan peran orang-orang di sekitarnya yang selalu memberikan dukungan padanya.

Namun pada suatu hari kesehatan Reno menurun ia pun harus bolak-balik rumah sakit karena komplikasi. Bu Ros sangat sedih melihat kesehatan Reno yang selalu menurun tiap harinya. Reno pun sudah tidak menjadi anak yang ceria lagi. Pada suatu hari Reno sedang membutuhkan donor darah untuk bisa membantu kepulihan dia, Bu Ros dan kedua anaknya bersusah payah untuk mencari pendonor darah karena mereka sangat sayang sekali dengan Reno sudah dianggap seperti anak dan adik kandung bagi kaka-kakanya. 

Kondisi Reno sudah sangat menurun dan donor darahpun belum didapatkan,  tubuhnya semakin lemas dan Reno pun menghembuskan nafas terakhirnya pada saat itu. Semua yang ada dirumah sakit menangis histeris ketika dokter memberi tahu kabar tersebut.
Singkat cerita jenazah Reno pun di semayamkan, semua keluarga pun masih merasa sedih atas kehilangan Reno. Bu Ros sangat merasa terpukul karena ia yang telah mengurus Reno dari dia masih kecil, trauma Bu Ros pun mulai terasa ketika ia pulang kerumah, ia merasa sangat terpukul setiap melihat sudut di setiap rumah karena banyak sekali kenangan bersama anaknya Reno. Pada akhirnya Bu Ros memutuskan untuk pindah rumah karena ia tidak ingin terus-terusan merasa sedih. Dan sekarang Bu Ros sudah melalukan aktivitas seperti biasanya meskipun masih terbayang-bayang oleh Reno anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun