Dihari minggu tepat Dimalam pergantian tahun Kota Sumedang diguncang gempa sebanyak 3 kali dalam sehari gempa pertama berkekuatan 4,1 magnitudo, gempa kedua 3,4 magnitudo dan yang ketiga sebesar 4,8 magnitudo.
Gempa ketiga berkekuatan 4,8 magnitudo pada jam 20.34 WIB gempa darat dengan kedalaman 5km  berpusat di 2km timur laut Kabupaten Sumedang, guncangan gempa ketiga ini terasa hingga Kota Bandung dan Garut gempa tersebut mengakibatkan banyak pasien RSUD Sumedang dievakuasi keluar Rumah Sakit atau lapangan terbuka karena guncangan yang sangat besar. Selain Rumah Sakit Sumedang banyak bangunan rumah milik warga yang hancur parah dan tidak bias ditinggali yang disebabkan oleh gempa dan mengakibatkan para warga harus mengungsi karena dikhawatirkan ada gempa susulan dan juga ada beberapa sekolah yang rusak. Berdasarkan data yang diperoleh ada 138 rumah rusak ringan, 110 rusak berat, 456 warga mengungsi. Dan ada 11 orang mengalami luka ringan dan dua diantaranya dirawat di Rumah Sakit Sumedang dan Rumah Sakit Santosa Bandung, tidak ada korban jiwa dalam bencana gempa ini. Setelah memperoleh data ada 3 wilayah di Sumedang yang terdampak sangat parah akibat gempa tersebut yaitu Tegalsari, Cipameungpek, dan babakan bukit. Kejadian gempa tersebut di perkirakan karena adanya aktivitas sesar aktif Cileunyi-Tanjungsari.
Akibat dari bencana tersebut Badan Nasionak Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberikan Dana Tunggu Hunian sebesar Rp 500.000 per bulan kepada warga yang terdampak yang tidak bisa menempati tempat tinggalnya karena rusak. Dananya bisa digunakan untuk para warga membayar sewaan sementara sampai pemulihan. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak para korban bencana yang kehilangan tempat tinggal akibat peristiwa gempa ini. BNBP berupaya memberikan bantuan ini dengan harapan dapat membantu meringankan beban para korban dan memfasilitasi proses pemulihan mereka. Bantuan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi masyarakatg yang terdampak bencana untuk mendapatkan kestabilan sementara dalam pasca bencana berlangsung.
Sementara itu sejumlah warga melalui media social mereka untuk membagikan foto dan video kondisi terkini wilayah yang terkena gempa untuk memberitahu kondisi di tempat mereka, banyak dari mereka yang mengunggah foto dan bangunan yang rusak dan hancur parah. Tagar #PrayForSumedang pun menjadi ramai dimedia social hal ini menunjukan dukungan dari masyarakat yang sangat luas terhadap para warga Sumedang yang terdampak bencana gempa ini, bukan hanya itu saja tetapi warga pun mulai membuka donasi bantuan untuk para warga yang terdampak gempa di Sumedang. Tindakan ini memperlihatkan kepedulian yang luar biasa terhadap sesame, terutama dalam situasi sulit seperti bencana gempa ini. Membuka donasi untuk warga yang terkena gempa merupakan upaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada korban yang kehilangan tempat tinggal, yang memerlukan kebutuhan pokok, layanan kesehatan dan lain sebagainya.
Gempa ini juga mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam di Indonesia. Masyarakat diharapkan untuk selalu memperhatikan dan mematuhi himauan dari pihak berwenang terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya struktur bangunan yang aman dan tahan gempa karena gempa bukanlah benmcana yang baru bagi negara ini. Kewaspadaan yang ditingkatkan menjadi kunci dalam mengurangu risiko dampak bencana dimasa depan. Hal ini mencakuo upaya-upaya peningkatan infrastruktur, pendidikan masyarakat tentang respons terhadap bencana, serta perencanaan mitigasi yang lebih baik .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H