Mohon tunggu...
Fannia Anasya
Fannia Anasya Mohon Tunggu... Aktris - Mahasiswi

Saya pernah suka menulis, menuangkan pemikiran dan aspirasi ke dalam bentuk kata-kata yang mungkin bisa menginspirasi atau bahkan membantu orang lain terdengar cukup membanggakan bagi saya. Tapi, hobi lain saya seperti manggambar dan menyanyi membuat saya lebih sering terlarut di sana hingga saya kehilangan sedikit perasa untuk membuat kata-kata. Namun, dengan artikel ini saya harap bisa menjadi motivasi yang bisa menyulut kembali minat saya di bidang jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan yang menjadi Tantangan Kota Malang dalam Mengembangkan Perekonomian Kota yang Lebih Baik

4 September 2024   17:42 Diperbarui: 4 September 2024   17:46 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permasalahan yang Menjadi Tantangan Kota Malang dalam Megembangkan Perekonomian Kota yang Lebih Baik

Permasalahan bukanlah sesuatu yang bisa dihindari dari berdirinya sebuah kota. Seiring berjalannya waktu, kemungkinan-kemungkinan baru akan selalu muncul kala peradaban tempat kita berpijak saat ini semakin maju. Terlebih pada bidang ekonomi yang mejadi vital dari keberlangsungan hidup seluruh lapisan masyarakat di berbagai jangka waktu. Tidak terkecuali untuk Kota Malang, salah satu permata Indonesia yang syarat akan keindahan alamnya yang ikut andil dalam menjunjung sektor pariwisata Nusantara. Keberagaman budayanya yang kaya dan citranya sebagai kota pelajar juga tak luput dari perhatian banyak pengunjung serta mahasiswa, yang menjadikan Paris of Java ini berpotensi untuk menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat di regionalnya. Namun, meskipun kota ini memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, masalah ekonomi tidak serta-merta luput dari daftar tantangan yang perlu dihadapi dan diatasi Malang untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Krisis yang melanda sektor-sektor utama seperti pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ketimpangan ekonomi yang mencolok, dan tantangan dalam hal infrastruktur menjadi isu-isu sentral yang membayangi pertumbuhan ekonomi kota ini. Tak ayal, bahwa penggalian yang dalam untuk solusi tepat guna bagi permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diwujudkan untuk memastikan bahwa potensi ekonomi Malang dapat direalisasikan secara maksimal, tanpa mengorbankan kesejahteraan sosial dan keberlanjutan lingkungan.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki andil yang cukup besar dalam kemajuan perekonomian Indonesia bahkan bisa dikatakan sebagai tulang punggung ekonomi yang mendukung stabilitas, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi di berbagai tingkatan. Di antaranya adalah penyerapan tenaga kerja hingga menciptakan berkontribusi signifikan terhadap pengurangan angka pengangguran dengan menyediakan berbagai macam lapangan kerja yang kreatif dan inovatif, sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi lokal untuk nilai tambah dan menggerakkan roda perekonomian di tingkat daerah, pemerataan ekonomi untuk menciptakan keseimbangan ekonomi antara wilayah yang lebih maju dengan yang kurang maju guna meciptakan kesejahteraan sosial, hingga sebagai wadah bagi perluasan keterampilan dan pemberdayaan untuk mengembangkan ekonomi di masa depan. Itulah mengapa dukungan dan pengembangan UMKM sangat penting untuk memaksimalkan potensi ekonomi dan memastikan pertumbuhan yang inklusif serta berkelanjutan.

Namun, sebanding dengan keuntungan meluasnya UMKM, ada pula kendala yang perlu disikapi dengan matang untuk menunjang berbagai permasalahan dalam pertumbuhannya. Yang mana, hal tersebut sejalan dengan penuturan pemkot Kota Malang yang mengatakan bahwa terdapat empat permaslahan yang menjadi penghambat pertumbuhan UMKM, yaitu perizinan, permodalan, produksi dan promosi. Kurangnya akses baik untuk media promosi hingga distribusi, kesulitan dalam mendapat akses modal atau pinjaman untuk meningkatkan kualitas produk, kurangnya keterampilan dan pelatihan menjadi permasalahan yang marak dalam memberatkan laju pertumbuan UMKM di Kota Malang hingga perlu disikapi dengan dengan serius.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, digitalisasi tentunya sangat dibutuhkan untuk mempermudah segala akses di era digital sekarang. Baik untuk produksi, distribusi, maupun promosi akan menjadi lebih mudah di kala kita mengikuti arus global sebagai patokan untuk menjadi lebih fleksibel. Namun, hal itu juga tak lantas bisa terwujud jika belum banyak wirausahawan yang paham tentang peluang kerja atau system digitalisasi. Dari situ, program pelatihan atau seminar perlu diadakan. Tidak hanya untuk sehari atau dua hari saja, program ini perlu dilaksanakan secara massif dan trus menerus hingga dirasa mulai ada peningkatan yang signifikan dari pemahaman masyarakat Malang terhadap seluk beluk pendirian UMKM hingga pengetahuan lanjutan untuk memperkokoh usaha tersebut.

Selain kendala dalam pertumbuhan UMKM, Kota Malang juga masih harus berhadapan dengan menjamurnya kesenjangan sosial dan ekonomi. Meskipun Malang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif di beberapa sektor, kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi masalah signifikan. Ada perbedaan mencolok antara kawasan yang berkembang pesat dan daerah yang kurang berkembang, dengan sebagian masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. Kesenjangan ini menghambat upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata. Terlebih lagi Kota Malang mengalami peningkatan angka Garis Kemiskinan (GK) dari 674.660 di tahun 2023 menjadi 706.341 di tahun 2024

Kesenjangan sosial ini merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berinteraksi, seperti ketidakmerataan pembangunan, akses terbatas terhadap pendidikan dan kesehatan, serta perbedaan dalam kesempatan ekonomi dan akses ke teknologi. Untuk mengurangi kesenjangan sosial ini, diperlukan pendekatan yang terintegrasi, termasuk peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, serta kebijakan yang lebih inklusif dan adil. Dengan upaya yang terkoordinasi, diharapkan dapat dicapai pertumbuhan yang lebih merata dan kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat.     

Yang terakhir namun tidak kalah penting, adalah keterbatasan infrastruktur. Meskipun tidak bersentuhan langsung dengan sektor ekonomi, hal ini bisa menjadi tantangan yang cukup kuat bagi sektor ekonomi itu sendiri. Kemacetan lalu lintas, kondisi jalan yang buruk, dan kekurangan fasilitas transportasi umum yang memadai dapat menghambat mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi. Kembali lagi pada kesenjangan sosial, pembangunan infrastruktur yang tidak merata antara pusat kota dan daerah pinggiran juga mengakibatkan disparitas dalam aksesibilitas dan layanan.

Dari berbagai kendala yang tersaji di depan mata, bukanlah sebuah pilihan untuk lengah atau bahkan berhenti berinovasi untuk keberlangsungan masa depan. Dari berbagai permaslahan yang dihadapi Kota Malang di sektor ekonomi seperti terhambatnya pertumbuan UMKM, adanya kesenjangan sosial dan ekonomi, hingga keterbatasan infrastruktur justru menjadikan kita semakin fokus dan berorientasi pada masa depan yang lebih baik, bagaimana kita mengikuti arus agar bisa merangkul semua kemungkinan buruk yang akan terjadi, dan bagaimana kita bisa berpikir kreatif dan inovatif untuk menyelesaikan masalah atau menghindari masalah itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun