Mohon tunggu...
faniya rifqi fauzi
faniya rifqi fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - pria

pria

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidakefektifan Pembelajaran Jarak Jauh

21 Mei 2021   12:43 Diperbarui: 21 Mei 2021   12:58 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui bersama, negara kita Indonesia tercinta sedang di hinggapi virus Covid-19 yang sudah satu tahun lebih menetap di sini. Tak hanya pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan rakyat juga menurun mulai dari datangnya Covid-19. Virus ini terus menyebar walaupun grafik kasusnya sempat turun, namun belum ada yang tahu kapan virus ini akan selesai.

Sistem pendidikan di Indonesia pastinya berubah dratis sejak kedatangan Covid19. Murid SD -- SMA dipaksa harus menempuh ilmu secara daring karena dibatasinya aktivitas diluar rumah. Mahasiswa juga dilarang belajar di lingkungan kampus karena kampus juga termasuk sumber utama banyaknya kasus Covid-19 yang baru dikarenakan mahasiswa dalam suatu kampus pasti berasal dari berbagai macam daerah, jadi kemungkinan munculnya kasus baru akan lebih banyak.

Menurut survei yang pernah saya lakukan tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau yang lebih dikenal dengan PJJ ini, banyak sekali murid yang merasa tidak efektif dengan kegiatan PJJ itu sendiri. Bukan hanya murid yang merasa tidak efektif, tetapi guru pun merasakan hal yang demikian. Menurut para murid, guru sering kali tidak menerangkan materi dan hanya memberi tugas yang kadang muridnya pun belum mengerti tentang materi dalam tugas yang diberikan. Murid juga kerap merasa nilainya banyak yang menurun karena tidak bisa membagi waktu antara PJJ dan kegiatan lain. Menurut seorang guru yang saya wawancarai, PJJ berjalan efektif pada murid yang sudah pernah belajar tatap muka di sekolah tahun lalu, namun kurang efektif pada murid lulusan 2020/2021 karena mereka belum tahu betul sistem mengajar seorang guru. Guru juga beranggapan, kadang orang tua lupa bahwa anaknya sedang PJJ. Tak sedikit kasus sang Anak diminta untuk melakukan hal lain oleh orang tuanya.

Saya sendiri sering kali merasa terbebani oleh PJJ, karena sama halnya dengan para siswa, terkadang saya harus melalukan kegiatan lain yang tidak bisa ditunda namun terhambat dengan adanya kegiatan kampus atau tugas yang menumpuk. Berita yang sedang ramai di khalayak adalah sekolah dan kampus sudah boleh beroprasi kembali pada bulan Juli 2021 dengan menggunakan sistem rotasi yaitu campuran tatap muka dan PJJ. Tak hanya itu, dari bulan Maret lalu juga para warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, staff TU, pegawai kantin hingga pegawai kebersihan sekolah sudah mulai di vaksin.

Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya PJJ masih dalam kategori kurang efektif karena hal-hal yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya. Menurut saya, ada baiknya sistem PJJ ditingkatkan lagi dan siswa akan lebih fokus mengikuti PJJ yang sedang berlangsung karena terbatasnya keadaan saat ini. Keadaan saat ini menuntut kita, para siswa, mahasiswa, guru dan dosen harus bisa mengatasi masalah yang muncul dalam Pembelajaran Jarak Jauh ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun