Ketika kebutuhan untuk mengontrol semakin meningkat, ini bisa menjadi tanda bahwa hubungan tersebut tidak sehat. Mengatur segala hal dalam hubungan seharusnya tidak menjadi norma, dan penting untuk merasa memiliki ruang pribadi yang cukup untuk diri sendiri.
4. Menciptakan Ketergantungan Emosional
Love bombing sering kali bertujuan untuk menciptakan ketergantungan emosional. Ini dilakukan dengan cara membuat merasa bahwa hanya orang tersebut yang bisa memenuhi kebutuhan emosional. Misalnya, seseorang mungkin berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah satu-satunya yang bisa memahami atau membuat merasa bahagia, sementara orang lain dianggap kurang penting.
Ciri lain dari ketergantungan emosional adalah upaya untuk memisahkan dari teman atau keluarga. Jika seseorang mencoba untuk menjauhkan dari orang-orang terdekat atau menunjukkan bahwa mereka satu-satunya yang berharga, ini bisa menjadi tanda manipulasi. Ketergantungan emosional digunakan untuk memastikan bahwa perhatian dan kasih sayang hanya datang dari satu sumber, membuat lebih sulit untuk meninggalkan hubungan.
Ketergantungan ini seringkali dikemas dalam bentuk perhatian dan pujian, yang membuat sulit untuk melihat niat sebenarnya. Penting untuk tetap sadar akan hubungan sosial dan dukungan dari teman serta keluarga untuk menghindari terjebak dalam situasi yang tidak sehat.
5. Perubahan Tiba-Tiba dalam Sikap dan Perilaku
Salah satu tanda love bombing adalah perubahan tiba-tiba dalam sikap dan perilaku setelah fase awal yang sangat intens. Setelah fase perhatian berlebihan, seseorang mungkin menunjukkan perubahan sikap, mulai menjadi dingin atau kurang peduli. Ini bisa jadi strategi untuk membuat merasa bingung atau tidak pasti tentang hubungan.
Perubahan ini sering kali disertai dengan sikap yang sangat berbeda dari fase awal, seperti tiba-tiba menjadi tidak responsif atau mulai menunjukkan sifat-sifat yang tidak diharapkan. Ini adalah bagian dari manipulasi yang dirancang untuk membuat merasa cemas dan terus-menerus berusaha untuk mendapatkan kembali perhatian yang dulu diberikan.
Mengamati perubahan yang tiba-tiba dalam sikap dan perilaku bisa membantu dalam mengenali apakah hubungan tersebut sehat atau tidak. Jika merasa bahwa seseorang berubah drastis setelah fase awal yang sangat intens, mungkin ada baiknya untuk mengevaluasi kembali dinamika hubungan dan mempertimbangkan apakah itu benar-benar mencerminkan cinta sejati.