Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Gaya Hidup Tak Selaras dengan Pekerjaan: Dampak Sosial dari Fomo dalam Tren Viral

5 September 2024   16:55 Diperbarui: 5 September 2024   16:58 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| Image by Kar-Tr| istockphoto.com

Di zaman sekarang, media sosial sering kali menjadi panggung untuk memamerkan sisi glamor dari kehidupan kita. Mulai dari liburan ke destinasi eksotis hingga aktivitas seru yang seolah-olah tidak ada habisnya, semua ini sering kita temui di feed media sosial. Namun, di balik gambar-gambar keren tersebut, seringkali terdapat realitas yang jauh berbeda. Nah, gimana sih dampak dari ketidaksesuaian gaya hidup dan pekerjaan ini terhadap kehidupan sosial kita? Dan apa sebenarnya peran FOMO dalam tren viral ini? Yuk, kita bahas!

Gaya Hidup di Media Sosial vs. Realita Pekerjaan

Ilustrasi| Image by Kar-Tr| istockphoto.com
Ilustrasi| Image by Kar-Tr| istockphoto.com

Pernahkah kamu merasa terintimidasi saat melihat postingan teman yang tampaknya selalu menikmati kehidupan yang serba mewah? Mungkin mereka sedang berlibur di pantai tropis, sementara kamu sedang berkutat dengan tumpukan pekerjaan. Ketidaksesuaian ini muncul ketika gaya hidup yang dipamerkan di media sosial tidak sesuai dengan rutinitas sehari-hari, dan ini sering banget bikin kita mikir, "Kok hidupku nggak kayak gitu, ya?"

Di sini lah FOMO (Fear of Missing Out) mulai berperan. FOMO adalah perasaan bahwa kita ketinggalan sesuatu yang seru atau penting, dan ini bisa bikin kita merasa tertekan untuk ikut-ikutan tren yang sama. Tapi, di balik layar, realitasnya bisa jadi berbeda jauh. 

Efek Sosial dari FOMO

Ilustrasi| Image by Salim Hanzaz| istockphoto.com
Ilustrasi| Image by Salim Hanzaz| istockphoto.com

FOMO bukan cuma bikin kita merasa kurang, tapi juga bisa berdampak besar pada kehidupan sosial kita. Berikut beberapa efek sosial yang sering muncul:

  1. Tekanan Sosial dan Kesehatan Mental: Gimana rasanya kalau setiap hari kamu melihat teman-temanmu update status tentang acara keren yang mereka ikuti, sementara kamu masih disibukkan dengan pekerjaan? Rasa tertekan ini bisa mempengaruhi kesehatan mental. Netizen seringkali berkomentar, "Kok aku nggak pernah bisa menikmati hidup kayak mereka, ya? Kapan aku bisa liburan juga?" Ini bisa memicu stres, kecemasan, atau bahkan depresi.

  1. Perubahan Konsumsi dan Prioritas: Pernah merasa terpaksa membeli barang mahal hanya karena melihat orang lain memilikinya di media sosial? Seperti, "Aduh, liat teman-teman beli barang mahal, aku jadi pengen juga. Padahal keuangan lagi mepet!" Nah, itulah efek FOMO yang sering kali bikin kita mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya. 

  1. Kesenjangan Sosial: Ketidaksesuaian ini juga bisa memperburuk kesenjangan sosial. Kalau hanya segelintir orang yang bisa menikmati gaya hidup mewah, ini menciptakan jurang antara yang mampu dan yang tidak.

  1. Kehilangan Autentisitas: Ketika kita terlalu fokus pada penampilan luar yang dipamerkan di media sosial, kita mungkin kehilangan diri kita yang sebenarnya. Banyak netizen yang mengungkapkan, "Aku jadi nggak tahu siapa diriku yang sebenarnya, karena terlalu fokus pada apa yang terlihat bagus di media sosial." 

  1. Pergeseran Nilai dan Prioritas: Seringkali, kita jadi mengabaikan nilai-nilai penting seperti kejujuran dan hubungan yang tulus hanya untuk mengikuti tren terbaru. 

Ilustrasi| Image by Chrupka| istockphoto.com
Ilustrasi| Image by Chrupka| istockphoto.com

Cara Mengatasi Dampak Sosial dari FOMO

Nah, kalau kamu merasa tertekan karena FOMO dan ketidaksesuaian gaya hidup, berikut beberapa tips untuk mengatasinya:

  1. Sadar Akan Realitas: Ingatlah bahwa media sosial sering kali hanya menampilkan sisi glamor dari kehidupan seseorang. Jadi, jangan terlalu membandingkan hidupmu dengan apa yang kamu lihat di feed. 

  1. Tentukan Prioritas Pribadi: Fokuslah pada apa yang benar-benar penting bagi kamu. Setiap orang punya jalannya masing-masing, jadi jangan biarkan standar sosial menentukan kebahagiaanmu. 

  1. Kelola Media Sosial dengan Bijak: Cobalah untuk mengatur waktu penggunaan media sosial dan kurangi paparan terhadap konten yang membuatmu merasa tidak puas.

  1. Bangun Komunitas Positif: Interaksi dengan orang-orang yang mendukung dan positif bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi dampak negatif dari FOMO.

  1. Hargai Proses dan Perjalanan Pribadi: Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda. Hargai dan rayakan pencapaianmu sendiri.

Ilustrasi| Image by Jcomp| istockphoto.com
Ilustrasi| Image by Jcomp| istockphoto.com
Ketidaksesuaian antara gaya hidup yang dipamerkan di media sosial dan realitas pekerjaan memang bisa memberikan dampak sosial yang signifikan. FOMO seringkali memperburuk keadaan, membuat kita merasa tertekan untuk mengikuti tren yang mungkin tidak sesuai dengan diri kita. Namun, dengan menyadari realitas, menentukan prioritas pribadi, dan mengelola penggunaan media sosial, kita bisa mengurangi dampak negatif dari FOMO. Jadi, mari kita fokus pada perjalanan kita masing-masing dan menikmati hidup dengan cara yang autentik tanpa merasa tertekan. Jangan biarkan standar sosial menghalangi kebahagiaan kamu!
Semoga Bermanfaat ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun