Di zaman sekarang, media sosial sering kali menjadi panggung untuk memamerkan sisi glamor dari kehidupan kita. Mulai dari liburan ke destinasi eksotis hingga aktivitas seru yang seolah-olah tidak ada habisnya, semua ini sering kita temui di feed media sosial. Namun, di balik gambar-gambar keren tersebut, seringkali terdapat realitas yang jauh berbeda. Nah, gimana sih dampak dari ketidaksesuaian gaya hidup dan pekerjaan ini terhadap kehidupan sosial kita? Dan apa sebenarnya peran FOMO dalam tren viral ini? Yuk, kita bahas!
Gaya Hidup di Media Sosial vs. Realita Pekerjaan
Pernahkah kamu merasa terintimidasi saat melihat postingan teman yang tampaknya selalu menikmati kehidupan yang serba mewah? Mungkin mereka sedang berlibur di pantai tropis, sementara kamu sedang berkutat dengan tumpukan pekerjaan. Ketidaksesuaian ini muncul ketika gaya hidup yang dipamerkan di media sosial tidak sesuai dengan rutinitas sehari-hari, dan ini sering banget bikin kita mikir, "Kok hidupku nggak kayak gitu, ya?"
Di sini lah FOMO (Fear of Missing Out) mulai berperan. FOMO adalah perasaan bahwa kita ketinggalan sesuatu yang seru atau penting, dan ini bisa bikin kita merasa tertekan untuk ikut-ikutan tren yang sama. Tapi, di balik layar, realitasnya bisa jadi berbeda jauh.Â
Efek Sosial dari FOMO
FOMO bukan cuma bikin kita merasa kurang, tapi juga bisa berdampak besar pada kehidupan sosial kita. Berikut beberapa efek sosial yang sering muncul:
Tekanan Sosial dan Kesehatan Mental:Â Gimana rasanya kalau setiap hari kamu melihat teman-temanmu update status tentang acara keren yang mereka ikuti, sementara kamu masih disibukkan dengan pekerjaan? Rasa tertekan ini bisa mempengaruhi kesehatan mental. Netizen seringkali berkomentar, "Kok aku nggak pernah bisa menikmati hidup kayak mereka, ya? Kapan aku bisa liburan juga?" Ini bisa memicu stres, kecemasan, atau bahkan depresi.
Perubahan Konsumsi dan Prioritas:Â Pernah merasa terpaksa membeli barang mahal hanya karena melihat orang lain memilikinya di media sosial? Seperti, "Aduh, liat teman-teman beli barang mahal, aku jadi pengen juga. Padahal keuangan lagi mepet!" Nah, itulah efek FOMO yang sering kali bikin kita mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya.Â
Kesenjangan Sosial:Â Ketidaksesuaian ini juga bisa memperburuk kesenjangan sosial. Kalau hanya segelintir orang yang bisa menikmati gaya hidup mewah, ini menciptakan jurang antara yang mampu dan yang tidak.
Kehilangan Autentisitas:Â Ketika kita terlalu fokus pada penampilan luar yang dipamerkan di media sosial, kita mungkin kehilangan diri kita yang sebenarnya. Banyak netizen yang mengungkapkan, "Aku jadi nggak tahu siapa diriku yang sebenarnya, karena terlalu fokus pada apa yang terlihat bagus di media sosial."Â
Pergeseran Nilai dan Prioritas:Â Seringkali, kita jadi mengabaikan nilai-nilai penting seperti kejujuran dan hubungan yang tulus hanya untuk mengikuti tren terbaru.Â
Cara Mengatasi Dampak Sosial dari FOMO
Nah, kalau kamu merasa tertekan karena FOMO dan ketidaksesuaian gaya hidup, berikut beberapa tips untuk mengatasinya:
Sadar Akan Realitas: Ingatlah bahwa media sosial sering kali hanya menampilkan sisi glamor dari kehidupan seseorang. Jadi, jangan terlalu membandingkan hidupmu dengan apa yang kamu lihat di feed.Â
Tentukan Prioritas Pribadi:Â Fokuslah pada apa yang benar-benar penting bagi kamu. Setiap orang punya jalannya masing-masing, jadi jangan biarkan standar sosial menentukan kebahagiaanmu.Â
Kelola Media Sosial dengan Bijak: Cobalah untuk mengatur waktu penggunaan media sosial dan kurangi paparan terhadap konten yang membuatmu merasa tidak puas.
Bangun Komunitas Positif:Â Interaksi dengan orang-orang yang mendukung dan positif bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi dampak negatif dari FOMO.
Hargai Proses dan Perjalanan Pribadi:Â Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda. Hargai dan rayakan pencapaianmu sendiri.
Ketidaksesuaian antara gaya hidup yang dipamerkan di media sosial dan realitas pekerjaan memang bisa memberikan dampak sosial yang signifikan. FOMO seringkali memperburuk keadaan, membuat kita merasa tertekan untuk mengikuti tren yang mungkin tidak sesuai dengan diri kita. Namun, dengan menyadari realitas, menentukan prioritas pribadi, dan mengelola penggunaan media sosial, kita bisa mengurangi dampak negatif dari FOMO. Jadi, mari kita fokus pada perjalanan kita masing-masing dan menikmati hidup dengan cara yang autentik tanpa merasa tertekan. Jangan biarkan standar sosial menghalangi kebahagiaan kamu!
Semoga Bermanfaat ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H