Motivasi intrinsik adalah kekuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu karena rasa kepuasan pribadi yang didapatkan dari aktivitas tersebut.Â
Dalam konteks pendidikan, motivasi intrinsik sangat penting karena dapat membantu anak-anak mengembangkan rasa ingin tahu, ketekunan, dan kemampuan untuk belajar secara mandiri.Â
Artikel ini akan menjelaskan konsep motivasi intrinsik, mengapa hal itu penting untuk dikembangkan sejak dini, serta strategi dan pendekatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan motivasi intrinsik anak dalam belajar.
Mengenal Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk melakukan aktivitas karena alasan internal yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri, bukan karena hadiah eksternal atau tekanan dari luar.Â
Ketika anak memiliki motivasi intrinsik yang kuat dalam belajar, mereka cenderung lebih bersemangat, tekun, dan berpikir kritis terhadap materi pelajaran yang mereka pelajari.Â
Ini berbeda dengan motivasi ekstrinsik, di mana anak mungkin melakukan sesuatu untuk mendapatkan pujian, penghargaan, atau menghindari hukuman.
Mengapa Motivasi Intrinsik Penting?
- Memelihara Rasa Kepuasan Diri:Â Ketika anak merasa senang dan puas dengan hasil kerja mereka sendiri, ini membantu membangun rasa percaya diri yang positif.
- Mendorong Pembelajaran yang Berkelanjutan:Â Motivasi intrinsik mempromosikan pembelajaran yang berkelanjutan dan berkelanjutan karena anak merasa terlibat dan memiliki minat yang dalam terhadap topik yang dipelajari.
- Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis:Â Anak yang memiliki motivasi intrinsik cenderung lebih aktif mencari pemahaman yang mendalam dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
- Meningkatkan Kemandirian dalam Belajar: Anak-anak dengan motivasi intrinsik yang kuat belajar untuk alasan pribadi mereka sendiri, bukan karena dorongan atau pengawasan dari orang dewasa.
Strategi untuk Meningkatkan Motivasi Intrinsik Anak dalam Belajar
1. Menyediakan Lingkungan Pembelajaran yang Mendukung
- Pendekatan Berbasis Minat: Mendorong anak untuk belajar tentang topik atau subjek yang mereka minati dan sukai.
- Memberikan Tantangan: Berikan tugas atau proyek yang menantang namun dapat dicapai agar anak merasa puas dengan pencapaian mereka sendiri.
- Memberikan Otonomi: Biarkan anak memiliki kontrol atas pembelajaran mereka sendiri, seperti memilih topik untuk proyek atau menentukan cara mereka belajar yang paling efektif.
2. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif
- Umpan Balik Positif: Berikan pujian dan pengakuan atas usaha keras dan prestasi anak.
- Umpan Balik Terarah: Berikan umpan balik yang spesifik dan membantu anak memahami langkah-langkah apa yang bisa mereka ambil untuk meningkatkan kualitas kerja mereka.
- Fokus pada Proses, Bukan Hasil: Dorong anak untuk memperhatikan proses belajar mereka, seperti strategi yang digunakan atau kesulitan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya.