Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengubah "Saya Bisa" menjadi "Saya Melakukannya", Meningkatkan Motivasi Intrinsik Anak dalam Belajar

17 Juli 2024   18:32 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:53 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ron Lach: pexels.com

Motivasi intrinsik adalah kekuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu karena rasa kepuasan pribadi yang didapatkan dari aktivitas tersebut. 

Dalam konteks pendidikan, motivasi intrinsik sangat penting karena dapat membantu anak-anak mengembangkan rasa ingin tahu, ketekunan, dan kemampuan untuk belajar secara mandiri. 

Artikel ini akan menjelaskan konsep motivasi intrinsik, mengapa hal itu penting untuk dikembangkan sejak dini, serta strategi dan pendekatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan motivasi intrinsik anak dalam belajar.

Mengenal Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk melakukan aktivitas karena alasan internal yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri, bukan karena hadiah eksternal atau tekanan dari luar. 

Ketika anak memiliki motivasi intrinsik yang kuat dalam belajar, mereka cenderung lebih bersemangat, tekun, dan berpikir kritis terhadap materi pelajaran yang mereka pelajari. 

Ini berbeda dengan motivasi ekstrinsik, di mana anak mungkin melakukan sesuatu untuk mendapatkan pujian, penghargaan, atau menghindari hukuman.

Mengapa Motivasi Intrinsik Penting?

  1. Memelihara Rasa Kepuasan Diri: Ketika anak merasa senang dan puas dengan hasil kerja mereka sendiri, ini membantu membangun rasa percaya diri yang positif.

  2. Mendorong Pembelajaran yang Berkelanjutan: Motivasi intrinsik mempromosikan pembelajaran yang berkelanjutan dan berkelanjutan karena anak merasa terlibat dan memiliki minat yang dalam terhadap topik yang dipelajari.

  3. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis: Anak yang memiliki motivasi intrinsik cenderung lebih aktif mencari pemahaman yang mendalam dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

  4. Meningkatkan Kemandirian dalam Belajar: Anak-anak dengan motivasi intrinsik yang kuat belajar untuk alasan pribadi mereka sendiri, bukan karena dorongan atau pengawasan dari orang dewasa.

Foto oleh Ron Lach: pexels.com
Foto oleh Ron Lach: pexels.com

Strategi untuk Meningkatkan Motivasi Intrinsik Anak dalam Belajar

1. Menyediakan Lingkungan Pembelajaran yang Mendukung

  • Pendekatan Berbasis Minat: Mendorong anak untuk belajar tentang topik atau subjek yang mereka minati dan sukai.

  • Memberikan Tantangan: Berikan tugas atau proyek yang menantang namun dapat dicapai agar anak merasa puas dengan pencapaian mereka sendiri.

  • Memberikan Otonomi: Biarkan anak memiliki kontrol atas pembelajaran mereka sendiri, seperti memilih topik untuk proyek atau menentukan cara mereka belajar yang paling efektif.

2. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif

  • Umpan Balik Positif: Berikan pujian dan pengakuan atas usaha keras dan prestasi anak.

  • Umpan Balik Terarah: Berikan umpan balik yang spesifik dan membantu anak memahami langkah-langkah apa yang bisa mereka ambil untuk meningkatkan kualitas kerja mereka.

  • Fokus pada Proses, Bukan Hasil: Dorong anak untuk memperhatikan proses belajar mereka, seperti strategi yang digunakan atau kesulitan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya.

Foto oleh Ron Lach: pexels.com
Foto oleh Ron Lach: pexels.com

3. Membangun Koneksi Emosional dengan Materi Pelajaran

  • Relevansi Personal: Membuat hubungan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari atau minat pribadi anak.

  • Menggunakan Sumber Daya yang Beragam: Memanfaatkan teknologi, buku, film, atau kunjungan lapangan untuk membantu memperkuat minat dan pemahaman anak terhadap materi pelajaran.

4. Mendorong Kolaborasi dan Kompetisi yang Sehat

  • Kolaborasi: Mendorong anak untuk bekerja sama dengan teman sebaya dalam proyek atau aktivitas belajar.

  • Kompetisi yang Sehat: Menggunakan kompetisi untuk meningkatkan motivasi, tetapi fokus pada pertumbuhan dan pembelajaran, bukan hanya pada hasil akhir.

5. Memberikan Model Peran yang Positif

  • Guru dan Orang Tua sebagai Model: Menjadi contoh yang baik dalam sikap terhadap belajar dan pengembangan minat dalam pengetahuan baru.

  • Mengundang Tamu atau Pembicara: Mengundang profesional atau ahli dalam bidang tertentu untuk berbagi pengalaman mereka dan memberi inspirasi kepada anak-anak.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Masalah Kesehatan Mental di Kalangan Siswa: Mengatasi Kecemasan dan Depresi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Studi Kasus: Bagaimana Motivasi Intrinsik Dapat Mendorong Prestasi ?

Motivasi intrinsik memainkan peran krusial dalam membentuk sikap belajar dan pencapaian akademis seorang anak. Untuk mengilustrasikan bagaimana motivasi intrinsik dapat memengaruhi prestasi, mari kita telaah sebuah studi kasus yang menggambarkan pengalaman seorang siswa bernama Alex.

Foto oleh Ron Lach: pexels.com 
Foto oleh Ron Lach: pexels.com 

Profil Siswa: Alex

Alex adalah seorang siswa berusia 12 tahun yang duduk di kelas 6. Dia dikenal sebagai anak yang cerdas tetapi agak malas dalam mengerjakan tugas-tugas rumahnya. Dia memiliki minat yang kuat dalam cerita-cerita fantasi dan senang membaca buku-buku petualangan. 

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, guru-gurunya melihat penurunan dalam keikutsertaannya dalam kelas dan hasil pekerjaannya yang kurang memuaskan.

Langkah Pertama: Membangkitkan Minat

Guru Alex, Bu Anna, memutuskan untuk mendekati Alex dengan cara yang berbeda. Dia mulai menyadari minat Alex dalam cerita fantasi dan buku petualangan. 

Sebagai langkah pertama, Bu Anna memperkenalkan topik dalam pelajaran bahasa Indonesia yang berhubungan dengan genre buku yang Alex sukai. Dia memberikan buku-buku yang menarik untuk dibaca sebagai bahan bacaan tambahan di luar kurikulum.

Reaksi Alex: Antusiasme yang Muncul

Alex merespons positif terhadap buku-buku tersebut. Dia mulai membaca lebih banyak di luar jam sekolah dan mulai mengajukan pertanyaan tentang cerita-cerita dalam buku tersebut. 

Bu Anna memanfaatkan momentum ini dengan mengintegrasikan elemen-elemen dari buku-buku tersebut ke dalam pelajaran bahasa Indonesia, termasuk membuat tugas-tugas yang meminta siswa untuk menulis cerita pendek berdasarkan imajinasi mereka sendiri.

Tahap Berikutnya: Memberi Tantangan yang Sesuai

Setelah beberapa minggu, ketika Alex semakin terlibat dalam pembelajaran, Bu Anna mulai memberikan tantangan yang lebih menantang. Dia memberikan proyek penelitian kecil tentang sejarah tokoh-tokoh pahlawan dalam buku-buku Alex. 

Tugas ini memungkinkan Alex untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang tokoh-tokoh pahlawan favoritnya, memperdalam pemahamannya tentang nilai-nilai yang dipegang oleh tokoh-tokoh tersebut, dan menulis esai tentang pengaruh mereka dalam cerita fantasi.

Hasil yang Mencolok: Peningkatan dalam Pencapaian

Alex mulai menunjukkan perubahan yang signifikan dalam kelas. Hasil pekerjaannya menjadi lebih baik, dia lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas, dan dia semakin percaya diri dalam menyampaikan ide-ide dan gagasannya kepada teman-temannya. 

Motivasi intrinsiknya untuk belajar semakin memperkuat dirinya, karena dia melihat nilai dan kepuasan dari usahanya sendiri dalam mengeksplorasi minatnya yang mendalam.

Pembelajaran untuk Pendidik dan Orang Tua

Studi kasus ini menyoroti pentingnya pendekatan yang personal dan responsif terhadap minat dan kebutuhan individu anak-anak dalam membangun motivasi intrinsik mereka. Beberapa pembelajaran yang dapat diambil dari kasus Alex adalah:

  • Mengenali dan Mendorong Minat: Mengidentifikasi minat anak dan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum dapat membangkitkan motivasi intrinsik mereka.

  • Memberikan Tantangan yang Sesuai: Memberikan tugas dan proyek yang menantang namun sesuai dengan kemampuan anak dapat membantu mempertahankan minat dan motivasi mereka.

  • Memberikan Umpan Balik yang Membangun: Umpan balik yang positif dan mendukung dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi anak dalam belajar.

  • Mendorong Kemandirian: Memberi anak kesempatan untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka sendiri, seperti memilih topik untuk penelitian atau menyelesaikan proyek-proyek kreatif, dapat memperkuat motivasi intrinsik mereka.

Dengan memahami dan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam pendidikan anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah, kita dapat membantu mereka mengubah pemikiran dari "Saya bisa" menjadi "Saya melakukannya" dalam pencapaian akademis mereka. 

Dengan demikian, motivasi intrinsik yang kuat tidak hanya akan membantu mereka dalam pendidikan formal tetapi juga dalam perkembangan pribadi dan profesional mereka di masa depan.

Baca Juga : "Mengitegrasikan Teknologi: Membangun Jembatan Antara Pendidikan Formal dan Nonformal di Era Digital"

Tantangan dalam Mengembangkan Motivasi Intrinsik

Meskipun pentingnya motivasi intrinsik dalam pembelajaran, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh pendidik dan orang tua:

  • Motivasi yang Fluktuatif: Motivasi intrinsik anak dapat berubah-ubah tergantung pada minat dan emosi mereka pada saat itu.

  • Tantangan dalam Menemukan Minat Pribadi: Tidak semua anak memiliki minat yang jelas dalam subjek tertentu, dan kadang-kadang perlu eksplorasi untuk menemukan apa yang benar-benar menarik bagi mereka.

  • Pengaruh Lingkungan Sosial: Faktor-faktor seperti teman sebaya, tekanan sosial, atau harapan orang tua dapat mempengaruhi tingkat motivasi intrinsik anak.

Foto oleh Ksenia Chernaya: pexels.com
Foto oleh Ksenia Chernaya: pexels.com

KESIMPULAN

Meningkatkan motivasi intrinsik anak dalam belajar merupakan investasi jangka panjang dalam pembentukan pemikiran kritis, kemandirian, dan rasa percaya diri mereka. 

Dengan memberikan lingkungan yang mendukung, umpan balik yang konstruktif, dan kesempatan untuk mengeksplorasi minat pribadi mereka, kita dapat membantu anak-anak mengubah pemikiran dari "Saya bisa" menjadi "Saya melakukannya" dalam pendidikan mereka. 

Dalam proses ini, penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan minat yang berbeda, dan pendekatan yang disesuaikan dengan situasi mereka dapat membantu membangun motivasi intrinsik yang kuat dan berkelanjutan. 

Dengan demikian, kita dapat membantu mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dan sukses dalam kehidupan mereka yang akan datang.

SEMOGA BERMANFAAT :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun