BAB II
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Kedisiplinan
   Kedisiplinan merupakan sebuah langkah yang diciptakan sekolah untuk membentuk karakterisitik guru maupun siswa. Cara yang dilakukan sekolah yaitu dengan mengeluarkan tata tertib atau aturan-aturan yang sudah ditentukan disekolah terhadap siswa dan guru, yang terbiasa disiplin akan mampu mengembangkan kepribadian yang positif. Kedisiplinan perlu dilakukan oleh, karena dalam ruang lingkup kinerja guru adalah sebagai pendidik atau pengajar, maka kedisiplinan perlu dikembangkan dalam kinerja guru. ( Fauzi, 2019)
  Kedisiplinan guru memberikan teladan bagi siswa di kelas rendah. Siswa akan mengikuti guru yang disiplin, Guru  yang  disiplin  membuat  siswa  berdisiplin.  Kedisiplinan belajar yang dilakukan siswa membuat capaian hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal.Guru  sangat  berperan  dalam  meningkatkan  kedisiplinan  siswa  dalam  belajar Apabila guru dan sekolah mengharapkan siswanya berdisiplin dan berprestasi, maka  sekolah  harus  mendorong  guru  untuk  disiplin  saat  memulai  pembelajaran  di  kelas.  Waktu mengajar yang sesuai dengan rencana capaian belajar siswa akan mendorong guru dan siswa secara efektif  untuk  memanfaatkan  waktu  seoptimal  mungkin. (Sriwidianti & Lukitoaji, B., 2023)
   Kedisiplinan guru di sekolah bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini disebabkan oleh faktor kebiasaan guru. Guru yang terbiasa disiplin waktu lebih mudah mengatur disiplinnya saat mengajar, Kedisiplinan didalam disekolah tidak hanya aturan atau tata tertib tetapi suatu  sikap,  prilaku, atau perbuatan  yang sesuai  dengan  peraturan yang telah  ditetapkan  misalnya  saja  :      menurut  peraturan masuk  mengajar  07.30 WIB,  maka  guru  tersebut harus  datang sebelum  pukul  07. 30 WIB.  sebagai guru dalam kedisiplinan, guru harus memiliki jiwa yang tersiplin apabila melaksanakan seluruh pekerjaan dan tugasnya sesuai  dengan  peraturan  yang  telah  ditetapkan. sementara guru yang disiplinnya berada pada kategori rendah akan sulit. Tidak bisa mendisiplinkan guru dalam waktu singkat. Perlu minimal 21 hari kerja untuk membuat kebiasaan disiplin, dan hal tersebut awalnya akan berat dilakukan oleh guru yang tidak  disiplin  menuju  disiplin. (Jamuddin,  2021)
   Kedisiplinan adalah hal penting bagi seorang pendidik, guru adalah sebagai pendidik dan peran seorang pengajar di sekolah dasar, kedisiplinan bagi seorang pendidik suatu sumber utama, apabila pendidik kurang dalam disiplin saat mengajar dan dalam waktu tidak seoptimal mungkin, maka perlu adanya pemberian  sanksi  keterlambatan, keterlambatan guru  juga  perlu diterapkan di sekolah. Guru-guru yang terlambat minimal harus diberikan peringatan lisan. Hal ini dilakukan  agar  tidak  menjadi kebiasaan  buruk  selanjutnya.  Penghargaan  dan  sanksi  harus  setara dilakukan  agar  guru  yang  disiplin  semakin  termotivasi,  sementara guru  yang  tidak  disiplin  agar memperbaiki dan berusaha disiplin. Guru akan kesulitan saat awal, apalagi disiplin waktu mengajar. Banyak kendala saat guru mengajar karena waktu yang dipakai tidak optimal sehingga waktu mengajar seringkali tidak tepat waktu dan capaian hasil belajar siswa tidak maksimal. (Hidayah, 2020)
   Kedisiplinan  siswa  saat belajar  salah  satunya disebabkan oleh kedisplinan guru saat mengajar. Guru-guru SD harus bisa disiplin agar siswa yang sedang proses pembelajaran memiliki hasil belajar yang maksimal dan memiliki karakter yang baik. Beberapa riset yang telah  dinarasikan menunjukan  betapa  pentingnya kedisiplinan guru  dalam  menjalankan  peraturan sekolah,  namun  beberapa  ahli  belum  meriset  tentang  pentingnya  kedisiplinan  guru  dalam menjalankan peraturan sekolah di jenjang SD. Tim riset merasa mendesak untuk melakukan riset ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan kedisiplinan  guru  dalam  menjalankan  peraturan  sekolah  pada  jenjang  pendidikan  dasar. (Sari,  M.,  K. (2020)
   Kinerja guru juga sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja para guru, di  sisi  lain guru memiliki  motivasi  kerja  yang  berbeda antara  guru yang  satu  dengan  lainnya. Motivasi  sangat  diperlukan  bagi  guru  dalam  melaksanakan tugas-tugasnya sehingga  dapat  meningkatkan  keberhasilan  proses  pembelajaran.  Motivasi  kerja  seorang  guru  akan  di pengaruhi  oleh  berbagai faktor Internal  dan  faktor  eksternal.  Faktor  internal  antara  lain  prestasi  yang ingin  dicapai,  pengakuan  dari  dunia  kinerja dalam mengajar dan tanggung  jawab sebagai guru dalam menghadapi siswa-siswa peserta didik.  Sedangkan  faktor  eksternal  antara hubungan interpersonal kepala sekolah.  Seorang  guru  dikatakan tidak  memiliki  disiplin  apabila  guru  tidak mematuhi  peraturan  yang  telah  ditetapkan. Oleh karena itu kedisiplinan mempengaruhi kinerja guru dalam belajar maupun mengajar. Disiplin  yang  tinggi  akan  menimbulkan kinerja yang tinggi, dan disiplin yang  rendah akan mengakibatkan kinerja yang rendah. (Jihad Murni sebuahti,dan Yusrizal, 2019)
  Kinerja guru dalam melakukan tugas dan tanggung jawab akan memberikan dampak yang besar terhadap tercapainya tujuan sebuah lembaga pendidikan. Guru merupakan tenaga edukatif yang berperan menjalankan tugas dengan kompeten dan profesional. Tidak hanya melakukan pengajaran atau mentrasferkan ilmu pengetahuan tetapi juga dituntut untuk mampu memberikan bimbingan, keteladanan, pelatihan, pada peserta didik dan pengabdian pada masyarakat serta melakukan tugas-tugas administrasi lainnya. Mendidik artinya meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan pada siswa. (Janah, 2019).
   Kinerja guru adalah hasil kerja atau kuallitas kerja seorang guru dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran yang dilakukannya. Berasumsi bahwa kinerja guru yakni keberhasilam guru dalam melakukan tugas dan kewajiban pembelajaran disekolah terhadap siswa dan juga terhadap lembaga sekolah. Kinerja guru terhadap siswa diukur dari keberhasilan guru dalam meningkatkan belajar mengajar. Kinerja guru terhadap lembaga pendidikan siswa sekolah dasar diukur dari tercapainya mutu pendidikan sekolah yang baik dan meningkatkan dalam kinerja belajar mengajar, maka semakin meningkat mutu kinerja kerja seorang guru akan semakin baik pendidikan disekolah tersebut. Kinerja guru merupakan cerminan dari kualitas kerja atas pencapaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan dalam mengajar. (Ideswal dkk., 2020)
   Kinerja guru merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Oleh kerena itu sekolah perlu untuk mengarahkan dan membina gurunya agar mereka mempunyai kinerja yang tinggi dalam menjalankan tugasnya terutama dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai guru (Andriani dkk, 2018)
Kinerja  memiliki  makna  yang luas,  karena  berkaitan  dengan  perilaku  individu dalam  melaksanakan  pekerjaannya.  Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  sebagaimana dikutip (Arifudin,  2021) bahwa kinerja  diartikan  sesuatu  yang  dicapai,  prestasi  yang diperlihatkan,  dan kemampuan  kerja. Â
   Kinerja adalah hasil kerja  yang  telah  dicapai  oleh  seseorang  dalam  suatu  organisasi  untuk  mencapai  tujuan berdasarkan  atas  standarisasi  atau  ukuran  dan  waktu  yang  disesuaikan  dengan  jenis pekerjaannya dan sesuai dengan norma dan etika yang telah ditetapkan. (Puspita, 2020)  Menurut  Supardi sebagaimana  dikutip (Supriani,  2022) bahwa kinerja  guru  adalah suatu  kondisi  yang  menunjukkan  kemampuan  seorang  guru  dalam  menjalankan  tugasnya  di sekolah  serta  menggambarkan  adanya  suatu  perbuatan  yang  ditampilkan  guru  selama melakukan aktivitas pembelajaran.
   Guru merupakan suatu jabatan profesional dengan tugas utamanya mendidik,  mengajar, membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menilai,  dan  mengevaluasi  siswa  pada  setiap  jenjang pendidikan (Hoerudin,  2020). Hal  ini  dilakukan  guru  dalam  proses  pembelajaran  yang berlangsung  dikelas,  sehingga  guru  harus  dapat  menciptakan  suasana  belajar  yang  kondusif.
 Guru memiliki  peran  aktif  dalam  menegendalikan  berbagai  perilaku  yang  tidak disiplin dan menanamkan kebiasaan siswa dengan perilaku yang disiplin. Meningkatkan anjuran  atau  perintah  untuk  mentaati  berbagai  peraturan  serta  memberi  sanksi  yang tegas bagi siswa yang melanggar kedisiplinan. Masalahnya siswa yang berasal dari latar belakang  lingkungan  keluarga  yang  berbeda  sehingga  pemahaman  dan  keputusan terhadap norma dan etika kedisiplinan tidak semuanya tertanam dengan baik dalam jiwa mereka,  apalagi  siswa  yang  kurang  mendapat  perhatian  dan  pendidikan  kedisiplinan dari orang tuanya (Fitria Nindy Lestari & Wisda Miftakhul Ulum, 2020)
Proses  pembelajaran  merupakan  kegiatan interaksi  antara  guru  dan  peserta  didik  di  kelas. Dalam  proses  pembelajaran  melibatkan  kegiatan belajar  dan  mengajar  yang  dapat  menentukan keberhasilan  siswa  serta  untuk  mencapai  tujuan pendidikan.   Belajar  merupakan  suatu  perubahan perilaku   yang   terjadi   pada   individu,   yang sebelumnya  tidak  bisa  menjadi  bisa  atau  mahir. Marquis  &  Hilgard  (dalam Suyono  &  Hariyanto, 2016: 12)
Proses pembelajaran,  menurutnya  proses  pembelajaran adalah  "suatu  sistem  yang  melibatkan  satu kesatuan  komponen  yang  saling  berkaitan  dan saling  berinteraksi  untuk  mencapai  suatu  hasil yang  diharapkan  secara  optimal  sesuai  dengan tujuan yang telah ditetapkan". Pane  & Darwis  Dasopang (2017:  338)
Proses pembelajaran daring memiliki beberapa kelemahan salah satunya adalah kurangnya fungsi pengawasan. Hal ini  menuntut  siswa  untuk  teliti  dan  jeli  dalam  menerima  informasi  dan  mengolah informasi  yang  diberikan  dosen  kepada  mahasiswa  secara  online  mengingat  konsep pembelajaran dalam jaringan berbeda dengan pembelajaran tatap muka atau offline. (Hasana et al., 2020)
  Proses Pembelajaran  adalah  usaha  membuat  siswa mau  belajar,  dan  menciptakan  suatu situasi atau peristiwa belajar (event of learning) agar terjadi perubahan tingkah laku siswa. pembelajaran adalah proses yang  diselenggarakan  oleh  guru  untuk  membelajarkan  siswa  dalam  belajar,bagaimana  belajar memperoleh  dan  memproses  pengetahuan,  ketrampilan  dan  sikap, Proses  pembelajaaran yang dilaksanakan  oleh  guru  selama  pandemi covid  19 adalah  pembelajaran  bervariasi  (Blended learning). Penerapan Blended learning dianggap oleh guru dapat memenuhi kebutuhan peserta didik  dalam  belajar  selama  pandemi  berlangsung,  karena model  ini  dapat  memadukan  antara pembelajaran online dan pembelajaran offline  bahwa pembelajaran Blended  learning dapat  mengembangkan  dan memperluas  proses  pembelajaran  sebab  tidak  hanya  satu  macam  kegiatan  namun  dapat dilakukan secara online maupun offline. Pembelajaran secara online yang dilakukan oleh guru lebih  banyak  memanfaatkan  aplikasi WhatsApp,  karena  dianggap  lebih  mudah  digunakan, dimana  guru  membuat WhatsApp group  sehinga  semua  siswa  dapat  terlibat  langsung didalamnya. (Pujiasih, 2020)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI