Mohon tunggu...
Arifani Ridwan
Arifani Ridwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Success is my right

good luck for the future

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunuh Diri Dalam Perspektif Filsafat Manusia

13 Desember 2021   22:20 Diperbarui: 13 Desember 2021   22:28 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bunuh diri adalah tindakan untuk mencabut nyawa diri sendiri dengan menggunakan berbagai macam cara, baik secara langsung maupun secara perlahan-lahan. Bunuh diri juga diartikan sebagai perbuatan untuk menamatkan hidup atau perbuatan mengakhiri penderitaan diri sendiri karena ketidaksanggupan untuk berhadapan dengan sesuatu atau beberapa persoalan yang dianggap tidak dapat ditangani.

Berbagai Cara Bunuh Diri

Tindakan bunuh diri dilakukan seseorang dengan berbagai cara, yaitu: gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, membakar diri, tembak diri, tabrak diri, dan sebagainya. Cara orang melakukan bunuh diri ini kadang tergantung dari latar belakang si pelaku bunuh diri, meliputi antara lain latar belakang persoalan yang dihadapi, pendidikan, status sosial, dan ekonomi. Namun demikian tidak semua latar belakang ini menunjukkan kepastian cara seseorang melakukan bunuh diri, karena fakta (cara seseorang bunuh diri) dengan latar belakang pribadinya tidak selalu berbanding lurus.

Motif Bunuh Diri

Setiap tindakan manusia senantiasa dipengaruhi oleh motif yang melatarbelakanginya. Demikian juga dengan orang yang melakukan bunuh diri misalnya: sakit (kejiwaan, fisik: cacat, patah hati), tekanan (ekonomi, kesedihan), malu (hamil di luar nikah, karena miskin, diejek), kebosanan yang berlebihan, dan sebagainya.

Bunuh Diri dalam Perspektif Filsafat Manusia

Bunuh diri dalam perspektif filsafat manusia merupakan fakta eksistensial atas perilaku seseorang yang secara individu memiliki otonomi atas keputusan tindakannya, tidak menyangkut baik-buruk secara etis dan benar-salah secara religi. Setiap individu akan berusaha mengatasi setiap masalah dalam hidupnya secara beragam, sangat tergantung pada cara menghadapi masalah dan memilih alternatif solusinya. Persoalannya adalah ketika individu tidak mampu mengatasi persoalan hidupnya sendiri, padahal tidak ada seorang pun yang hidup sendiri, keluar dari sebuah komunitas lalu ia berada dalam kehidupan tanpa komunitas. Setiap individu hidup dalam sosialitasnya.

Secara kodrati, manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial. Hal ini ditandai dengan sifat ketergantungan yang kuat antar individu. Artinya individu tidak mampu menopang dan bertahan dengan keotonomiannya secara mutlak. Namun fakta justru menunjukkan ada kerapuhan dalam tingkat sosialitas manusia, ketika individu melakukan tindakan bunuh diri, yang mestinya secara sosial hal ini tidak perlu terjadi jika masyarakat memang mendukung sistem sosialitas manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun