Mohon tunggu...
Fani Firdaus
Fani Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Basket

Hidup ini tak seindah mimpi, maka bangunlah untuk meraihnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN BTV3 UNEJ 26: Pemanfaatan Media Sosial Guna Mempromosikan Desa Wisata Puncak Badean

11 September 2021   11:50 Diperbarui: 11 September 2021   11:48 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sampai saat ini masih saja dirundung pilu dengan adanya pandemi Covid-19. Sejak awal tahun 2020 kira-kira di bulan Maret mulai adanya pasien yang terpapar virus menular ini dan sampai saat ini pun wabah ini belom dapat terselesaikan bahkan di dunia sekaligus walaupun ada beberapa negara yang telah bebas masker. Adanya sebuah pandemi covid-19 ini sendiri memberikan sebuah efek negatif yang berupa moril maupun pendapatan perekonomian yang di alami keluarga kecil.

Pada tahun 2021 ini Universitas Jember menyelenggarakan sebuah mata kuliah KKN yang mana implementasinya nanti dapat bersentuhan langsung oleh masyarkat luas. Namun dengan adanya sebuah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM) yang di canangkan oleh pemerintah untuk daerah se Jawa-Bali mengurungkan niat pihak LP2M untuk mengadakan KKN berbasis offline. Dengan adanya kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah, LP2M memberikan sebuah terobosan yakni KKN Back To Village III. Yang mana nantinya mahasiswa melaksanakan KKN secara mandiri sehingga dapat meminimalisir adanya sebuah kerumunan yang terjadi nantinya.

Penulis sendiri memilih untuk melaksanakan KKN di desa Badean Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember, dimana penulis berfokuskan untuk membantu pemberdayaan BUMDES Badean. Desa Badean merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki potensi desa wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai pemberdayaan ekonomi. salah satu implementasi dari potensi desa wisata tersebut yaitu diresmikannya desa wisata yang bernama Puncak Badean. Puncak Badean  menawarkan destinasi wisata seperti pemandangan alam dan bantaran sungai yang diberi gazebo pada tiap sudutnya.   

"Bumdes Badean sendiri pada saat ini berfokus kepada perngembangan serta pengelolaan desa wisata Puncak Badean yang mana hal ini merupakan aset penting bagi desa badean." Ucap bapak Rojak selaku ketua BUMDES Badean. Uniknya pada desa wisata Badean ini tersendiri yakni masyarakat lokalnya sendiri yang membangun serta mengelolanya tanpa adanya bantuan dari investor. Bahkan ada beberapa investor yang tertarik untuk membantu serta menaruh saham kepada desa wisata tersebut namun tak digubris oleh masyarakat lokal dikarenakan adanya prinsip untuk membangun serta gotong royong dalam mengembangkan desa wisata Puncak Badean.

Begitu sangat disayangkan bahwasannya desa wisata yang menyuguhkan keindahan serta keasrian alamnya tersebut tidak disertai dengan pengelolaan akun sosial media yang optimal. Tentu saja ini dapat menjadi sebuah hambatan dikarenakan sulitnya untuk mengetahui lokasi serta hal yang ditawarkan oleh desa wisata tersebut. Selain menjadi hambatan sendiri dengan tidak optimalnya pengelolaan akun sosial medianya akan dapat berdampak pada jumlah pengunjungnya. Ibarat tak kenal maka tak sayang, hal ini menjadi sebuah ironis jika sebuah akun sosial media tidak di optimalkan sebagai bahan untuk mempromosikan desa wisata Puncak Badean.

Dalam menunjang permasalahan yang ada penulis memberikan sebuah beberapa kepelatihan yang mana nanti harapannya untuk dapat memfasilitasi dalam pengelolaan akun sosial media dari desa wisata Puncak Badean. Kegiatan yang penulis berikan pada sasaran yakni memberikan sosialisasi mengenai pemanfaatan media sosial, kepelatihan mengenai brief content, kepelatihan mengenai caption, serta mengadakan kepelatihan pembuatan brosur. Menurut Heru selaku pengelola akun sosial media Puncak Badean menyatakan bahwa "  Dengan adanya kepelatihan ini, saya merasa terbantu dalam mengelola akun sosial media, yang mana sebelumnya kurang teratur dalam pemilihan konten, namun adanya pemberian pemahaman dari adik KKN membantu saya agar lebih terjadwal dalam mengelola akun sosial media". (M. Fani Firdaus/KKN 26/Jember/Azmi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun