Dengan bahan dasar tanah liat, pembuatan dilakukan dengan teknik keterampilan tangan dan kesabaran yang luar biasa. Tidak semua penduduk disana mau untuk difoto ketika lagi membuat gerabah, ada juga yang tidak mau bahkan saking kesalnya ada yang sampai marah karena tidak mau difoto.
Setelah dua jam diberi waktu tuk keliling Desa itu dan mengambil gambar, maka kembali bergegas kedalam bis untuk menuju rumah makan di Kota.
Sampai di rumah makan pukul 17:30 dan menikmati makan malam bersama. Waktu menunjukan pukul 19:00 dan rombongan bergerak menuju hotel Ibis Budget tempat istirahat yang lokasinya sangat dekat dengan alun-alun kota Cirebon. Jam 20:30 kami sudah dibagi-bagi kamar untuk beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok hari agar tetap semangat.
Hari kedua dikota Cirebon. Morning call pun berbunyi pukul 04:00 pagi disetiap kamar untuk membangunkan agar tidak ada yang kesiangan. Diberi waktu 2jam untuk mandi, siap-siap untuk berperang lagi dihari kedua dan sarapan di Hotel Ibis. Bis yang sudah setia menunggu para penumpangnya yang setelah sarapan, mulai bergegas kembali ke tempat wisata pertama dihari itu, Pusat Batik Trusmi.Â
Hanya 1 jam perjalanan akhirnya sampai juga, salah satu andalan kota Cirebon adalah produk batik Kampung Trusmi. Disana kami memotret kegiatan orang-orang yang sedang membatik, ya dari namanya pun kampung batik jadi banyak sekali orang yang sedang membatik. Yang membatik tak hanya ibu-ibu saja, melainkan ada bapak-bapak hingga para remaja ikut membatik.Â
2jam yang diberikan, membuat badan sangat lelah ditempat wisata yang pertama. Kampungnya yang luas dan tempat membatiknya yang sangat panas merupakan tantangan bagi kami.
Hari kedua jatuh di hari Jumat, setelah dari Kampung Batik Trusmi bergegas kembali ke bis dan menuju Masjid Mera yang ada di Keraton Kesepuhan. Untuk laki-laki yang beragama muslim diperkenankan untuk shalat Jumat disana.Â
Menurut orang Keraton Kesepuhan, Masjid Mera ini sangat unik, arsitektur nya yang bagus, warnanya yang merah semua dan khotbahnya memakai bahasa Arab, oia wanita juga diperkenankan untuk shalat Jumat disana.
Setelah shalat Jumat , kembali ke bis dan melanjutkan perjalanan ke Kampung Nelayan Bondet. Hmm akhirnya tempat yang ditunggu-tunggu karena perjalanan dari parkiran bis menuju TPI Nelayan Bondet yang sangat jauh, ya sekitar 5 km berjalan kaki ditengah panasnya terik matahari di kota Cirebon. Bukan hanya satu dua orang yang mengeluh karna jauh, panas dan pegal kakinya namun banyak sekali bahkan hampir semua mengeluh.
Setelah 5 km berjalan kaki akhirnya sampai juga. Seperti gambarnya di Google yang bagus dan seperti pasar pelelangan ikan yang ramai, namun rombongan semua merasa kecewa setelah lihat bagaimana keadaan TPI Bondet.Â