Industri fast fashion berada pada tingkat kedua konsumen air terbesar yang menghasilkan 20% limbah dan juga menghasilkan lebih banyak gas emisi dibandingkan dengan penggabungan antara seluruh penerbangan internasional dan pelayaran maritim.
Fenomena membuang pakaian yang masih layak karena tren yang berubah ikut berdampak buruk pada lingkungan. Hal ini menjadikan banyaknya limbah pakaian yang dihasilkan dari perilaku konsumen seperti ini. Kain yang dibuang dan dibiarkan membusuk akan melepaskan gas metana ke udara yang merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.
Solusi yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya indsutri fast fashion ini diantaranya seperti memilih fashion yang sustainable.
Secara harfiah merupakan aksi tanggung jawab dalam memilih pakaian dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan, sosial dam ekonomi.
Lalu kita juga bisa meminimalisir limbah pakaian dengan Menggunakan kembali pakaian yang dimiliki. Hal ini tentu sangat membantu mengurangi limbah pakaian dan membuat konsumen menjadi lebih hemat untuk pengeluaran pada pakaian setiap tahunnya. Mempadukan pakaian dengan tepat bisa membuat kita tetap terlihat trendy dan tidak ketinggalan zaman.
Mendonasikan pakaian yang masih layak pakai juga merupakan langkah yang baik. Hal ini dapat dilakukan apabila pakaian yang dimiliki sudah tidak pas secara ukuran maupun model namun masih sangat layak dipakai. Pasti pakaian-pakaian tersebut akan lebih berguna bagi orang lain daripada kita membuangnya begitu saja.
Bagi pakaian yang sudah rusak atau sobek bisa dimanfaatkan kembali dengan menjadikannya sebagai lap maupun keset atau didaur ulang menjadi pakaian hewan, sarung bantal, maupun pita rambut.
Dan yang terakhir adalah dengan membeli pakaian yang berkualitas dengan bahan yang premium adalah langkah baik dalam mengurangi limbah. Pakaian berkualitas biasanya memiliki daya tahan yang lebih lama meskipun terkadang memiliki harga yang sedikit lebih mahal. Memilih model pakaian yang "timeless" atau yang tak akan lekang oleh waktu juga bisa mengurangi intensitas membeli pakaian pada setiap tahunnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H