Jangan mau jadi pemimpin. Pemimpin itu pelayan. Loh loh kok pelayan? Yap, untuk menjadi seorang pemimpin kita harus siap melayani. Melayani dengan memberi secara ikhlas dan tulus tentunya. Ibaratnya jika kita memimpin tanpa adanya rasa ikhlas dan ketulusan.
Maka, yang ada hanyalah rasa Lelah atas apa yang telah dikerjakan. Beda halnya dengan kita yang memimpin dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Apapun halangan dan rintangannya pasti bisa dihadapinya. Dengan rasa ikhlas dan ketulusan hati dalam memimpin dampak dan pengaruhnya pun akan sangat luar biasa.
Berbicara mengenai pemimpin atau leadership memang punya definisi yang berbeda-beda. Kita bisa belajar makna kepemimpinan dalam hidup juga dari seorang nenek tua yang dengan sekumpulan merpati dalam raut wajah sang nenek tua itu tergurat raut wajah dengan senyuman sambil memandang sekumpulan merpati yang sedang makan. Dari sini kita bisa belajar bahwa memimpin berarti memberi dan menggiring tanpa paksaan.
Memimpin berarti Menggiring tanpa Memaksa
Seorang pemimpin yang hebat ialah meraka yang tidak bersikap memaksa dalam memberi perintah. Pemimpin sudah seharusnya menggirig tanpa paksaan. Seperti cerita seorang nenek yang tersenyum dengan burung ini menggambarkan bahwa memberi instruksi tidak selalu dengan bersikap memaksa.
Rasulullah pun demikian, ia berdakwah tanpa unsur paksaan sehingga saat ini ia selau hadir dihati para umat-Nya. Karena ia memberi pengaruh dengan mempraktikannya dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.
Memimpin berarti memberi "pengaruh".
Ingat hukum ketika kita banyak memberi maka kita akan banyak menerima. Pemimpin yang memberi dengan ikhlas dan tulus digambarkan dengan senyuman sang nenek dan timbal baliknya adalah kita akan menerima cinta dan kesetiaan. Hal ini diwakili oleh merpati yang melambangkan cinta dan kesetiaan. Pemimpin-pemimpin dunia yang saat ini memiliki pengaruh besar karena mereka dicintai oleh orang sekitarnya karena mereka memberi secara ikhlas dan tulus.
Dalam kehidupan nyata Rasulullah SAW bisa menjadi salah satu contoh tentang makna kepemimpinan yang sebenernya. Siapa yang tak kenal Rasulullah? Meskipun tak pernah berjumpa dengannya ataupun melihat wajahnya. Tapi,sosok ini punya pengaruh yang luar biasa hingga abad ini. Lahir pada tahun gajah sekitar 571 Masehi.
Sudah lama bukan? Ya, meskipun sudah lama tapi kita masih mengenalnya. Kepemimpinannya diakui hingga saat ini bahkan menurut sejarawan amerika serikat Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul “The 100 a Ranking of the Most Influential Persons in History” menempatkan Rasulullah dalam urutan pertama.
Bahkan, bukan hanya sebagai pemimpin sosok yang dikenal dengan Al-Amin (yang dapat dipercaya) ini juga sangat dicintai umat-Nya karena gaya kepemimpinannya yang sangat dekat dengan rakyat. Setiap perkataan, perbuatan dan tindakan serta ketetapan atau keputusan yang diambilnya selalu menjadi teladan. Bagaimana tidak, Ketika semua pemimpin dunia hidup dalam kemegahan tapi Rasulullah tetap hidup dalam kesederhanaan yang bahkan ia sendiri hanya tidur berlapiskan tikar yang terbuat dari pelepah kurma yang kadang meninggalkan bekas di lambungnya.