Sampah adalah bahaya lingkungan yang tidak dapat dihindari. Sampah menjadi masalah lingkungan yang utama di Indonesia. Terbukti bahwa sektor rumah tangga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap sampah, termasuk sampah dari kegiatan sehari-hari seperti mencuci dan mandi, serta sampah hasil dari kebutuhan rumah tangga seperti kemasan bungkus makanan dan botol minuman yang sudah tidak lagi digunakan. Sisa-sisa barang yang tidak lagi dibutuhkan oleh makhluk hidup itu sendiri disebut sebagai sampah. Sampah memiliki dua kategori, yaitu sampah organik dan anorganik.
Meskipun kedua sampah ini bermanfaat bagi manusia, namun lingkungan juga sangat dirugikan olehnya. Sisa-sisa makhluk hidup yang terurai secara alami adalah sampah organik. Karena sampah organik dapat diuraikan secara cepat dan organik oleh mikroba, maka sampah ini termasuk dalam kategori sampah yang ramah lingkungan. Berbeda dengan sampah anorganik, yang terdiri dari sisa-sisa makanan manusia, sampah anorganik sangat sulit diuraikan oleh mikroba dan dibutuhkan waktu ratusan tahun (Widjaja & Gunawan, 2022).
Setiap tahun, produksi sampah meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, dan pembuangan sampah secara tidak teratur oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat membahayakan ekosistem darat dan lautan. Sampah yang terbawa oleh arus ombak laut sering ditemukan oleh nelayan dan warga sekitar pantai karena mengganggu kehidupan hewan laut. Banyak hewan, baik di darat maupun di air, mengonsumsi plastik, yang menjadi lebih mematikan di lautan karena racun yang terhubung dengan air menyebar ke seluruh permukaan laut (Marni, 2020).
Pencemaran air lainnya terjadi akibat limbah pembuangan sampah masyarakat, seperti bekas mandi atau mencuci, yang berdampak signifikan pada kualitas air sungai. Air yang telah terkontaminasi tidak bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga karena memiliki efek negatif. Selain itu, tidak mungkin untuk meningkatkan kehidupan manusia dengan menggunakan kembali air yang telah tercemar untuk keperluan bisnis industri (Priatna et al., 2020). Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di kalangan rumah tangga, tentang pengelolaan sampah untuk membantu pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Hambatan yang paling signifikan dalam mengolah sampah rumah tangga adalah tidak ada yang terlibat dari lingkungan rumah. Pemerintah harus memperhatikan bagaimana efek sampah terhadap lingkungan sekitar. Pemerintah harus memiliki aturan yang tegas peraturan tentang lingkungan sekitar, serta melakukan upaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat menjaga lingkungan (Hasibuan, 2016).
Pemerintah telah membuat Peraturan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 yang berisi tentang cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Pemerintah telah berusaha untuk mencari cara dalam mengatasi masalah ini. Namun, karena tingginya tingkat sampah di negara kita, Indonesia, pemerintah belum dapat sepenuhnya mengatasinya. Akibatnya, pemerintah mengalami kesulitan untuk mengatasinya secara tepat. Lingkungan yang sehat tidak akan pernah tercapai tanpa kerja sama masyarakat, karena inisiatif ini perlu dilakukan secara terkoordinasi dan saling menguntungkan.
Berbagai halangan dalam mengelola limbah rumah tangga seperti tidak ada rasa peduli dari anggota rumah tangga, masyarakat kurang peduli terhadap lingkungan, minimnya tempat pembuangan sampah yang pemerintah sediakan, kurangnya penyebaran informasi tentang pentingnya mengelola limbah yang baik, tidak adanya desain kemasan produk yang bisa di daur ulang dari perusahaan, serta lemahnya peraturan lingkungan hidup.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan akibt limbah rumah tangga, ada banyak cara yang bisa digunakan. Pertama, limbah atau sampah dapat dijual ke pasar loak atau tukang rongsokan, sehingga barang yang tadinya tidak bernilai bisa menjadi bernilai ekonomis dan menghasilkan uang. Kedua, metode pemisahan dengan mengambil material tertentu dari sampah untuk diolah kembali sehingga memiliki nilai ekonomis. Ketiga, pengomposan sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat. Terakhir, teknik penimbunan sampah yang dapat mengurangi bau hingga 40%. Metode-metode ini menyelesaikan sebagian besar masalah, tetapi sifat gas yang ringan dan memenuhi ruangan tetap menjadi masalah (Hasibuan, 2016).
KESIMPULAN
Sampah rumah tangga menjadi masalah lingkungan utama di Indonesia, dengan kontribusi besar dari sektor rumah tangga. Pengelolaan sampah yang buruk dapat mengakibatkan polusi pada tanah, air, dan udara, serta mengganggu keseimbangan ekosistem di darat dan di laut. Kesadaran dan keterlibatan masyarakat sangat penting dalam pengelolaan sampah, namun saat ini masih ada banyak hambatan termasuk kurangnya fasilitas dan sosialisasi dari pemerintah, serta lemahnya penegakan aturan lingkungan. Beberapa metode penanggulangan yang efektif meliputi penjualan limbah ke pasar loak, pemisahan dan pengolahan kembali material tertentu, pengomposan, dan penimbunan sampah. Kerja sama antar warga dan pemerintah penting dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terbebas dari pencemaran sampah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI