Mohon tunggu...
Fani Setiawan
Fani Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Teknik Informatika

Tuntulah ILMU TAPI tidak melupakan ibadah, kerjakanlah ibadah TAPI tidak lupa pada ILMU. -Hasan Al Bashri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Entah Esok Ada atau Tiada

31 Desember 2023   10:47 Diperbarui: 31 Desember 2023   10:48 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan namaku fani setiawan seperti biasa aku menulis beberapa cerpen yang telah kalian baca nah kali ini aku membuat cerita yang berjudul  entah esok ada atau tiada dari pada penasaran langsung saja simak ceritanya.
Bastian adalah seorang Pengusaha kaya, dan memiliki semuanya apa yang ia inginkan pasti keturutan, dia mempunyai seorang kekasih yaitu bernama novi. Mereka saling mencintai satu sama lain, dan sudah berpacaran sejak bangku kuliah, dan saat ini bastian ingin bertunangan dengan novi. Tepat bulan agustus besok, setelah tiba bulan agustus bastian pun bertunangan dengan novi, hamper 2 bulan mereka bertnangan dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih afdall, yaitu menikah. Tiba-tiba bastian jatuh pingsan dan harus dibawa kerumah sakit, setelah dirumah sakit bastian harus dirawat inap, ternyata esok harinya bastian harus dirongsen. Untuk mengetahui penyakit apa yang di derita.
Sesudah dirongsen, ternyata bastian mengidap penyakit jantung yang sangat parah. Mendengar ucapan dokter bastian pun sedih disaat   dirinya ingin menikah tetapi dia malah terkena penyakit, novi pun tidak mengetahui bastian tunanganya itu terkena penyakit jantung. Setelah 1 minggu bastian berfikir bagaimana caranya agar si novi bisa hidup bahagia ahirnya dia menemukan solusi. Bastian menyuruh temanya yang bernama erik untuk mendekati novi, walaupun sangat sulit untuk melihat orang yang di sayangi di dekati cowo lain, apalagi diri sendiri yang menyuruh. tetapi mau bagaimana lagi  bastian tidak ingin jika novi hidup sengsara gara-gara penyakit yang di derita olehnya. Sanggup tidak sanggup, rasa tidak rela ini harus dilakukan oleh bastian agar novi tidak mengetahui tentang apa yang di derita oleh bastian.
Mendengar pernyataan itu, erik pun menyanggupi dan mulailah  mendekati novi, awal perkenalan yaitu di taman. Bastian menyuruh novi untuk datang ke taman dan disitu ada erik, dan mulailah perkenalan novi hanya bersifat dingin dia tidak begitu srek kepada erik. Semakin hari mereka saling bertemu dan mengobrol , mulailah erik mengenal novi lebih dalam. Pada saat malam hari, bastian menelfon novi dan Berkata kita batalkan saja pernikahan ini, nikahlah kamu dengan erik. Novi pun menjawab, kenapa kamu tega meninggalkan ku seperti ini dengan suara yang tersedu-sedu dengan mengeluarkan air mata, lalu bastian menjawab "aku ingin kamu bahagia dengan erik, karena aku tau dia bisa membahagiakan kamu dan membuatmu selalu tersenyum".
Dengan hati yang sedih bastian mengatakan itu dan novi langsung mematikan telfonya tut tut tut. Esok harinya novi duduk di taman sambil bersedih tempat dia dan bastian untuk bersenda gurau dulu, dan datanglah erik seraya berkata " jangan sedih novi lihatlah aku, aku datang untuk menghapus semua kesedihanmu". Hapuslah air matamu perempuan cantik sepertimu tak patut meneteskn air matamu itu, novi pun berkata " kenapa kamu selalu datang jika aku sedang sedih seperti ini". Dan erik pun menjawab karena aku mencintaimu anta fi qalbi daiman. Pertemukan aku dengan orang tuamu akan kulamar kau dengan bismillah. Kamu serius!!!! Ucap novi , aku serius novi, setelah erik bertemu dengan orang tua novi dan juga orang tuanya sudah menyetujui dibuatlah undangan pernikahan antara erik dan novi, bastian mantan kekasihnya pun diundang dan menjadi saksi.
Setelah itu bastian jatuh pingsan dan dirawat lagi dirumah sakit...........
selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun