Memiliki akar serabut, batangnya yang berdiri tegak berwarna hijau, tekstur batang yang lunak, dan bentuk daun bunga yang bergerigi itulah bunga krisan atau yang sering disebut dengan seruni. Hamparan lahan sekitar 120 m membentang di Desa Sukamanah Kampung Pondok Gede Kecamatan Megamendung. Lahan tersebut merupakan tempat bunga krisan dibudidayakan. Berbagai macam bunga krisan tumbuh disini. Bersama tujuh pertani lainnya, Abas yaitu petani bunga krisan membudidayakan bunga nan elok tersebut.
Sejak lima tahun yang lalu Abas sudah menekuni bidang pembudidayaan bunga krisan. Ketertarikannya pada tanaman hias terutama bunga krisan ini yang membuat ia tetap bertahan. Ia menjelaskan bahwa bunga krisan dapat tumbuh di ketinggan 700-120 m dpl, dengan suhu udara pada siang hari 20-28 derajat celcius dan malam hari 15-20 derajat celcius. Di desa ini bunga krisan dibudidayakan di dalam bangunan plastik atau yang disebut dengan green house. Hal tersebut disebabkan karena bunga krisan tidak dapat bertahan bila terkena terpaan hujan, sedangkan Bogor adalah kota dengan curah hujan yang tinggi.
Green house ini terbuat dari kayu dan bambu sebagai penopang bangunan dengan atap yang terbuat dari plastik UV 200 micron dan dinding yang terbuat dari sere (screen mesh paranet). Bunga krisan sendiri memiliki berbagai macam jenis, tetapi yang dibudidayakan disini hanya lima jenis saja yaitu pink diamond, salju, fiji pink, fiji kuning dan aster salem. Abas menjelaskan sebelum bertani bunga krisan banyak hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu diantaranya green house, pencahayaan buatan yang berasal dari lampu pijar, system irigasi, bibit tanaman, yang terakhir sarana grading dan packing.
Sebelum bunga krisan yang indah ini sampai ke konsumen ada proses pembibitan, produksi dan panen yang harus dilakukan oleh para petani bunga krisan. Abas menjelaskan proses tersebut diawali dengan menyiapkan bibit yang berasal dari tanaman induk yang sehat. Bapak yang memiliki dua anak ini memaparkan cara untuk melakukan pembibitan yaitu potong tunas dari tanaman induk bunga krisan, kemudian gunakan obat roton, lalu celupkan ke dalam sekam bakar, setelah itu tanam di tanah. Lakukan penyiraman dua hingga tiga minggu sehari. Sekitar dua hingga tiga minggu bibit tersebut akan tumbuh akar dan siap dipindahkan ke tanah lahaan produksi yang telah diberikan pupuk dan di diamkan selama dua hari. Lakukan penyiraman air nutrisi dua hingga tiga kali sehari dan penyemprotan pestisida. Penyinaran oleh lampou pijar dilakukan pada malam hari selama emopat jam dari pukul 22.00-02.00 WIB. Setelah bibit berusia tujuh minggu, lakukan pemberian hormon 2PT (alar) agar tanaman tidak tumbuh tinggi.
Tips yang diberikan Abas agar panen maksimal dan tunas cepat mekar yaitu rajin melakukan penyiraman dan hindari tanaman dari hujan. Setelah semua proses itu dilalui sampailah pada proses panen, dilakukan dengan men cabut tanaman bunga krisan, membung akar, dan melakukan pembungkusan bunga krisan dengan koran. Bunga krisan yang cantik nan elok pun siap dipasarkan ke Bogor, Jakarta dan Cianjur. Hrga untuk satu batang bunga krisan adalah RP.10000-12.000 . “Selain proses pembudidayaan yang mudah, permintaan yang banyak, dan harga jual yang tinggi merupakan alasan saya menjadi penjual bunga krisan.” Ujar bapak pemilik toko Bunga Rizky Florist yang berlokasi di Jl.Bina Marga, Bogor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H