Mohon tunggu...
Fanesya Fasya
Fanesya Fasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

achieving success

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Hidup Sebagai Pemulung Sampai Terjatuh Sakit Tetap Menghidupi Kedua Anaknya

27 Desember 2023   01:36 Diperbarui: 16 Januari 2024   08:46 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Di kegelapan malam, seorang kakek pemulung di komplek Cijambe Indah, Ujung Berung, Bandung bernama Pak Jana yang bertahun-tahun hidup sebagai pemulung untuk menghidupi kesehariannya. Terlihat berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Dengan tangannya yang kasar ia meraih setiap serpihan kehidupan yang berserakan d antara sampah - sampah. Langkah lambatnya dipenuhi serangan lembut dan rintik hujan yang tiada henti.

Setiap malam Pak Jana berusaha mengumpulkan barang-barang bekas sebanyak-banyaknya, padahal usia senja sudah lewat. Matanya yang lelah mencerminkan kisah hidup yang tidak pernah mudah. Baginya, setiap kaleng dan karton yang dikumpulkannya merupakan harapan bagi anak cucunya yang tertidur dalam keadaan lapar.

Keluarganya menunggu dengan tidak sabar di rumah kecil dan bobrok itu. Meski sudah berusaha semaksimal mungkin, namun seringkali hasil penjarahan yang dilakukan Pak Jana hanya cukup untuk bertahan hidup dan tidak mampu mewujudkan cita-citanya. Namun setiap senyuman dan pelukan hangat anak-anaknya membuatnya melupakan kesulitan yang menimpanya.

Suatu sore, saat hujan deras, Pak Jana pulang dalam keadaan basah kuyup. Tangannya gemetar saat memaparkan hasil pendapatannya kepada istrinya sekitar Rp.10.000 - Rp.15.000 per harinya, Ibu Sukma yang memandangnya penuh kasih sayang. Anak-anak yang terbangun karena kehadiran ayahnya, menyambutnya dengan senyuman kecil.

Rizky dan Putra adalah kedua anak yang sangat Pak Jana sayangi. Rizky yang berumur 12 tahun dan Putra yang berumur 10 tahun. Rizky dan Putra terlihat sering kali membantu ayahnya yang sedang mencari kaleng dan botol di tempat sampah.  

Namun, suatu hari kabar buruk datang begitu saja. Pak Jana menderita sakit parah karena kedinginan dan kelemahan fisik yang sudah lama mereda selama bertahun-tahun. Saat dia terbaring lemah di tempat tidur, dia menatap keluarganya dengan muram. Ia mengetahui bahwa beban hidup menjadi semakin berat dan tanggung jawab ini harus segera dipikul oleh keturunannya.

Dalam kondisi yang sudah tak berdaya-pun, Pak Jana tetap mencari serpihan sampah yang dapat ia jual Kembali agar mendapatkan uang untuk membiayai keluarganya. Sakit yang begitu dalam tidak membuatnya menyerah, karena baginya kebahagiaan anak dan istri adalah hal yang utama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun