Dok. pribadi
Wonogiri (29/01/2023) -- Sampah organik merupakan hasil buangan dari rumah tangga dan perkebunan yang pada dasarnya dapat diurai di tanah. Namun, masalah muncul ketika sampah organik tersebut mengalami penumpukan yang menimbulkan bau tidak sedap ketika membusuk. Sampah organik ini biasa dibakar dengan sampah anorganik agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap, tetapi menimbulkan polusi udara yang berbahaya bagi lingkungan.Â
Solusi lain dari penanganan sampah organik adalah dengan menjadikannya sebagai media budidaya Maggot BSF. Maggot BSF adalah larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly) yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak, burung, maupun ikan. Prospek dari penjualan Maggot BSF ini sangat menjanjikan karena permintaannya tinggi dengan jumlah pembudidaya yang baru sedikit.Â
Menurut Bu Wartini selaku Ketua Bank Sampah Giri Linuwih Desa Pijiharjo bahwa penjualan Maggot BSF dalam bentuk segar mencapai Rp.10.000 per kilogram. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tim 1 2023 Universitas Diponegoro, Fandy Naufal Rahman melakukan pembudidayaan kembali Maggot BSF di Bank Sampah Giri Linuwih yang tergabung dalam salah satu kegiatan multidisplin KKN Universitas Diponegoro, yaitu Pojok Sampah Asri.
Kegiatan budidaya Maggot BSF sempat dilakukan di Bank Sampah Giri Linuwih, namun berhenti akibat terkendala pakan dan transportasinya. Pakan yang digunakan masih diambil dari sampah rumah tangga masing-masing pengurus sehingga jumlahnya sangat terbatas. Saat ini, sudah mencoba untuk mengambil sampah dari Bank Sampah yang ada di Kecamatan Wuryantoro dan industri makanan rumahan yang ada di Desa Pijiharjo sehingga dapat teratasi untuk kesediaan pakannya.
Kegiatan budidaya Maggot BSF sudah terlaksana pada minggu ke-2 setelah penerjunan KKN dengan membeli bibit Maggot dari Cilacap. Kegiatan inti yang dimana pesertanya berasal dari pengurus Bank Sampah yang lama dan pengurus Bank Sampah baru dari Karang Taruna dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2023 berupa pemaparan materi.Â
Materi yang diberikan meliputi, sekilas budidaya Maggot BSF, potensi, dan manajemen pembudidayaan. Awal pembudidayaan dengan menyiapkan media tumbuh bibit maggot menggunakan wadah yang berisikan bekatul dan pelet ikan, kemudian setelah sekitar satu minggu dipindahkan ke tempat yang lebih besar berisi sampah organik rumah tangga.Â
Selama pemeliharaan yang perlu diperhatikan adalah kondisi tempat harus lembab, serta pakan yang diberikan tidak menggunakan sayuran atau hijauan karena mengandung kadar serat yang tinggi. Maggot kemudian bisa dipanen ketika berumur 24 hingga 30 hari tergantung besarnya. Sebagian maggot dipisahkan untuk dibiarkan menjadi lalat dewasa agar dapat bertelur kembali. Tempat yang digunakan untuk berkembangnya pupa menjadi lalat dewasa terbuat dari kerangka kayu yang dilapisi dengan kain kassa.