Resensi buku Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal di Pikiran Rakyat, 18 Mei 2011.
INDONESIA kaya akan sejarah, seni, dan budaya. Sejarah mencatat, ada banyak ragam seni dan budaya yang berkembang di Indonesia, mulai dari Sabang sampai dengan Merauke. Kita bisa mendapati seni dan budaya yang unik dan indah, sarat akan nilai moral dan sosial. Namun, seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman, seni, sastra, dan kebudayaan tradisional itu sering dilupakan dan menghilang begitu saja. Padahal, seharusnya warisan nenek moyang tersebut kitajaga dan lestarikan agar tidak punah ataupun diakui negara lain. Buku ini merupakan kumpulan beberapa artikel karya Fandy Hutari yang berusaha mengenang, sekaligus menelusuri kembali jejak-jejak historis seni dan budaya terutama yang berasal dari tanah Sunda (Jawa Barat). Dalam buku ini, dipaparkan beberapa artikel tentang seni pertunjukan, dari mulai masih berbentuk sandiwara, seperti Miss Tjitjih, Miss Riboet Orion, dan Dardanella, film bisu, hingga film modem. Juga tentang seni tradisional lokal yang sudah hampir punah, seperti reng-kong, kuda renggong, sintren, obrog, reog, nyadran, cikeruhan, panjat pinang, topeng monyet, dan gasing. Juga beberapa riwayat hidup orang-orang yang ikut terlibat dalam sejarah seni dan budaya di masa lalu. Disajikan dengan paparan yang jelas, singkat, dan padat, buku ini penting dibaca mengurai kembali kekayaan budaya bangsa yang indah dikenang, patut dibanggakan sekaligus dilestarikan. (Nia K. Suryanegara, Pusat Data Redaksi)**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H