Mohon tunggu...
Fandy Hutari
Fandy Hutari Mohon Tunggu... Wartawan dan penulis lepas -

Fandy Hutari adalah penulis, editor, wartawan. Pernah men jadi editor, wartawan, ghostwriter. Artikel dan cerpennya dimuat di berbagai media cetak dan online. Buku yang sudah dipublikasikan Sandiwara dan Perang; Politisasi Terhadap Aktifitas Sandiwara Modern Masa Jepang 1942-1945 (2009, 2015), Ingatan Dodol; Sebuah Catatan Konyol (2010), Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal (2011), Manusia dalam Gelas Plastik (2012). Komunikasi di Facebook: Fandy Hutari, Twitter @fandyhutari, Blog: http://fandyhutari.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Konyol Tak Terlupakan (Resensi Buku Ingatan Dodol)

3 Juli 2010   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:07 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman masa lalu, terutama masa kecil, bila diingat akan sungguh indah dan bisa tersenyum sendiri. Betapa tidak, pengalaman Fandy Hutari ketika masa kecilnya ternyata menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena jenakanya, lucu, dan bahkan konyol. Fandy bercerita tentang hal-hal lucu yang terjadi pada diri dan lingkungannya masa lalu. Ia ingin berbagi dengan pembaca. Karenanya ia membeberkan kepada semua orang melalui buku ini, agar bisa ikut tertawa. Oleh karena itu, semua yang ditulisnya merupakan kenangan masa lalu dia. Melalui buku ini, Fandy membuat penilaian bahwa yang terjadi pada masa lalu itu ternyata benar-benar dodol, atau betul-betul idiot, meskipun bisa jadi pada waktu itu ia pun tidak bermaksud ingin tampak seperti itu, tidak merasakannya sebagai sesuatu yang dodol. Buku yang diberi pengantar oleh Pidi Baiq, penulis best seller untuk buku Drunken Monster, Drunken Molen, Drunken Mama, dan Drunken Marmut ini sungguh membuat pembaca harus menahan tawa, karena pengalaman Fandy bisa jadi sama dengan yang Anda alami. Fandy yang dalam gaya penulisannya menamakan dirinya Pendi ini mengaku dirinya tak pernah punya diary, tapi ia ingat peristiwa terbodoh pada masa lalunya. "Sejak TK sampai kuliah, bila dikenang sungguh membuat dirinya ketawa," kata Pendi. Itu karena hal-hal bodoh itu anehnya seperti sudah menempel di otak. Ia hapal betul peristiwa konyol itu tapi lupa tanggalnya. Antara lain dikisahkan soal pembalasan si pecundang ketika ia TK. Ia seringkali diusili dua temennya. Akhirnya pada saat yang tepat, ia berhasil membuat dua temannya itu mukanya merah padam dan menangis malu. Ada juga tulisan tentang setan kerasukan orang, tentang bahasa Inggris anak jalanan, ngerjain operator telepon, dsb. Oleh : Pardoyo/Litbang SOLOPOS Sumber: Solo Pos, 20 Juni 2010. http://edisicetak.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=m10&id=73390

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun