Untuk meneruskan perjalanan ke atas, kita dapat menaiki tangga yang tersusun dari batu. Di teras atas inilah kita dapat melihat tiga candi perwara (pengiring) yang menghadap ke timur.
Di dalam candi perwara yang berada di selatan terdapat yoni dan patmasana (meja batu). Sedangkan di candi perwara bagian tengah terdapat arca Nandi dan Padmasana di dalam biliknya. Untuk candi perwara bagian utara terdapat sumuran di dalamnya. Tak jauh dari candi perwara, kita dapat melihat bangunan terbesar di Kompleks Candi Ijo ini, yaitu candi induk.
Candi induk ini berukuran cukup besar, setidaknya paling besar dari yang lain. Di dalam candi, terdapat lingga-yoni yang merupakan benda berbentuk silinder yang ditegakkan menancap pada benda berbentuk empat persegi panjang. Di bagian luar candi induk juga terdapat arca Agastya, arca Ganesa, dan arca Durga.
Pada perjalanan saya di Kompleks Candi Ijo ini, saya bertemu dengan mas Udin yang tinggal tidak jauh dari Candi Ijo ini, tepatnya di daerah Brebah, Sleman. Mas Udin ini sering berkunjung ke Candi Ijo, pada saat saya tanyakan alasannya, ini adalah jawabannya.
"Rumah saya kan ga terlalu jauh dari sini, biasanya sih saya kesini pas sore kalo ada waktu, nyantai-nyantai sambil lihat sunset," kata mas Udin. Mendengar hal tersebut saya menjadi penasaran akan pemandangat sunset di tempat ini, kami juga berbincang-bincang lebih jauh lagi mengenai candi-candi yang ada di Kompleks Candi Ijo.
"Jadi untuk Kompleks Candi Ijo ini sebenernya ada 17 bangunan mas, kesebar di 11 teras, nah yang paling atas itu teras yang paling suci, disana ada candi utamanya," jelas mas Udin. Ia lalu menambahkan, "Seingetku candi ini ditemukan sekitaran tahun 18-an, kalo gasalah 1886, nah kalo dibangunnya itu diperkirakan sekitar 850-an masehi, pas masa pemerintahannya Rakai Pikatan dari Mataram Kuno."
Mas Udin ini ternyata mengetahui cukup banyak tentang Kompleks Candi Ijo, saat saya tanya bagaimana dia bisa tahu akan sejarah dan struktur bangunan-bangunan Candi Ijo, dia menjawab "ya sering diceritain sama orang tua sih mas, soalnya saya sering banget diajak maen disini, tarif masuknya juga murah."
Selain mas Udin, saya juga menemukan salah satu pengunjung yang memakai pakaian olahraga, saat saya tanya alasan untuk berolahraga disini, dia menjawab karena udara di Kompleks Candi Ijo masih segar. "Aku biasanya jogging dari bawah sih, kalo udah sampe disini, biasanya istirahat sebentar sambil nyegerin badan, nanti lanjut jogging lagi keatas," tambahnya.
Ternyata, wisatawan yang berkunjung ke kompleks ini memiliki berbagai alasannya masing-masing, ada yang ingin bersantai, ada yang beristirahat setelah berolahraga, dan ada juga yang ingin menjelajah tempat-tempat wisata yang tidak terlalu ramai seperti saya.