PENGANGGURAN DI BANTEN
Angka pengangguran di Provinsi Banten tertinggi dibandingkan Provinsi lain di Indonesia, yakni mencapai 10,74 persen dari jumlah penduduk. Pengangguran di Provinsi ke-30 itu di dominasi warga pribumi. Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) menyebutkan Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Banten paling tinggi di tanah air.
Dewan Provinsi Banten Komisi I Ridwan Hadirun dari Fraksi Gerindra mengatakan, faktor konkrit tingginya tingkat pengangguran di Provinsi Banten ini terjadi akibat perpidahan penduduk atau Urbaniasi yang dari tahun ke tahun selalu meningkat. Juga ada beberaopa factor internal, salah satunya adalah skill yang kurang berpengalaman dari para waga Banten itu sendiri. “ Kualitas pendidikan di Provinsi Banten sudah cukup bagus, tinggal di tringkatkan kembali sistemnya”, kata Ridwan menanggapi hal tersebut.
Menurut Ridwan, dengan meningkatkan kembali system pendidikan yang ada, yaitu kurikulum perguruan tinggi harus sesuai dengan yang dibutuhkan industri. Juga tingkatkan kembali pembangunan sekolah yang sesuai undang-undang yaitu SMK 70 persen dan SMA 30 Persen. Banten bisa menjadi Provinsi dengan SDM yang memiliki kemampuan yang di harapkan di lapangan.
Ia juga mengatakan, “bahwa warga pribumi Banten masih sangat jarang yang memiliki spirit kerja yang tinggi”. Adanya Balai Latihan Kerja (BLK) bisa membantu menciptakan SDM yang berkualitas Nasional maupun Internasional, namun masih jarang keberadaan BLK di setiap daerah Banten.
Dewan Komisi I yang lainya yaitu Elis Susilawatimenanggapi hal tersebut, seharusnya Indonesia tidak menciptakan tenaga kerja melainkan menciptakan SDM yang bisa menciptakan lapanagan kerja yaitu dengan cara berwira usaha. Peningkatan wirausaha tiap tahun di Indonesia masih kecil yaitu 2 persen. Dia juga sebagai Dewan memiliki usaha yang dibilang cukup besar, yaitu bengkel dan pabrik tabung gas yang berlokasi masih di kawasan Serang.
Menurut dia pemerintah khususnya Banten sudah membantu mengatasi pengangguran ini, pemerintah hanya melakukan bantuan dalam bentuk financial dan diserahkan kepada dinas-dinas terkait untuk pelaksanaannya. “ Semoga perindustrian di Banten bisalebih melirik SDM asli pribumi Banten, karena SDm Banten tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya” ujarnya. ( Muhammad Fandi Septiawan/ Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/ Ilmu Komunikasi/ FISIP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H