Mohon tunggu...
Fandi Pratama
Fandi Pratama Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru biasa yang haus akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Literasi Negeri

9 November 2022   12:15 Diperbarui: 10 November 2022   10:47 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bacalah, bagi ummat muslim ini adalah perintah awal dari Allah SWT (tuhan)  yang tertuang dalam Ayat pertama surah Al Alaq yakni Surah yang pertama kali turun melalui malaikat jibril. Bukan tanpa alasan tuhan memerintahkan untuk membaca, dan membaca disini makna nya pasti lebih dalam lagi, memahami, menghayati setiap bacaan sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang kita baca hingga membuat sebuah aksi dari apa yang telah kita baca, hal inilah  yang akan mendasar literasi.

Literasi menurut KBBI adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup (KBBI Kemdikbud) dimana kemampuan ini telah mulai jadi perhatian khusus oleh pemerintah, terbukti dari berubahnya haluan dalam kegiatan seleksi masuk perguruan tinggi. Dahulu tes mata pelajaran digunakan dalam menseleksi peserta untuk masuk ke Perguruan Tinggi, tapi sekarang Mas Mentri (Nadiem Anwar Makarim) menggantinya dengan Tes Skolastik, yang harapannya dapat mengukur kemampuan bernalar, kemampuan potensi kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dari sekian tes yang disuguhkan oleh Mas mentri, Literasi menjadi modal awal peserta didik dalam menghadapi tes ini .

Sekolah menengah atas sebagai instansi pendidikan yang akan mengantarkan peserta didik ke dunia perkuliahan mulai mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan ini, berbagai program diluncurkan seperti adanya giat literasi disekolah dimana pada hari hari tertentu peserta didik dibimbing untuk membaca kitab suci Al-Quran (bagi yang beragama Islam), dan keesokan harinya diarakan untuk membawa dan membaca buku fiksi serta buku non fiksi pada hari selanjutnya. Semua kegiatan ini biasanya setiap peserta didik menuliskan kegiatan yang mereka lakukan kedalam buku jurnal literasi, dan kegiatan ini juga diharapkan peserta didik nantinya akan menumbuhkan benih menulis sedari dini. Tak hanya itu beberapa ajang lomba pun diadakan sekolah untuk memupuk kemampuan literasi peserta didik, mulai dari menulis puisi membaca puisi hingga menulis cerpen dan novel.

Terlepas dari itu, semua instansi pendidikan sebelum ini (a.k.a SD SMP sederajat) dan lapisan masyarakat juga harus ikut andil dalam mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan literasi yang mumpuni, serta di dalam lingkungan keluarga, dimana lingkungan ini adalah madrasah pertama bagi peserta didik. Jadi semua lapisan dan lini kehidupan mengambil andil dalam peningkatan literasi peserta didik, dan tidak semata menjadi tanggungjawab instansi pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun