Assalamualaikum kompassianer. Kawan-kawan Kompasianer Balikpapan Pasti bertanya apa yang saya bicarakan dengan Om Pepih Nugraha di sela event Telkomsel Kompasiana Blogshop Balikpapan di Hotel Pacific Kemarin. Saat itu saya menanyakan sesuatu kepada Om Pepih dalam sebuah bercapakan yang berlanjut ke diskusi ringan. “saya sedang mencoba menulis sebuah novel setelah banyak menulis cerpen dan beberapa kumpulan cerpen sudah saya kirimkan ke beberapa redaksi, namun saya rasa saya kurang beruntung. Novel yang saya kerjakan saat ini pun ngandet apa yang salah dari saya?” Om pepih pun mulai menjelaskan secara ringan namun tegas. Apa sih kesalahan saya?
Kita awali saja dengan Novel. Novel itu sebenarnya adalah cerpen, namun cerpen yang diperluas ( semua alur cerita di rincikan secara detil ). Novel itu memang tidak gampang, kita tidak mungkin bisa menyelesaikannya secepat kita menyelesaikan sebuah cerpen. Seperti yang kita tahu, novel memiliki beberapa ciri khusus. Seperti:
-Setting. Ya, ini memang menjadi ciri khusus yang wajib ada dalam sebuah novel. Harus detail dan bisa menggambarkan suasana kepada si pembaca.
-Konflik. Ini memang menjadi sebuah makanan setiap kali kita membaca novel, memang sedikit rumit untuk menciptakannya. Tapi kita bisa mengambilnya dari yang kita rasakan. Agar konflik yang tertulis di novel kalian gampang di cerna oleh pembaca. Usahakan dengan sesuatu yang bisa merasuk ke jiwa pembaca.
-Tema. Untuk hal kali ini Om Pepih memberikan bayangan kepada saya. Seperti seorang Dan Brown, ucapnya. Dan Brown menulis novel dengan tema thriller yang di temani dengan simbologist yang menjadi ciri khas semua buku karyanya. Jadi, buatlah menarik tema untuk novel kalian.
-Klimaks. Sama seperti tulisan yang lain. Pasti ada klimaks di setiap ending cerita. Untuk novel, buatlah seindah mungkin. Biarkan klimaks yang kalian buat bisa menjadi pesan yang berarti kepada pembaca.
Nah, tips dari Om Pepih berupa tekhnik menulis. Menjadi seorang novelis memang rumit. Karena ide dan inspirasi tidak selalu lancar. Jadi begini, Om Pepih menyarankan saya agar buatlah sebuah draft yang jangan tanggung-tanggung. Maksudnya, buatlah sebuah cerita. Dari awal saya sudah menjelaskan bahwa novel adalah cerpen yang diperluas. Jadi, buatlah cerpen sebagai awal mengisi draft anda. selanjutnya anda bisa mencoba mendapatkan ide untuk novel anda. jika anda merasa risih untuk membawa sebuah gadget elektronik yang cukup berat setiap saat, anda bisa menuliskannya di notes, hape, atau di mana saja yang memungkinkan kita untuk membukanya dan membacanya. Kita bisa menyisipkan bagian bagian yang kita tulis kedalam cerpen. Dengan itu, ini akan mempermudah anda dalam melanjutkannya. Insya Allah anda tidak akan Stuck di tengah jalan.
Semoga ini bermanfaat, mungkin hanya sedikit yang bisa saya sampaikan. Atau mungkin ingatan saya agak kurang. Jika ada kesempatan saya akan menanyakan hal ini kepada Om Pepih. Saya senang bisa mengenal beliau. Terimakasih ilmunya Pepih Nugraha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H