Mohon tunggu...
Fandi Andi S
Fandi Andi S Mohon Tunggu... Maritime Officer - Master Marine -

Ingin Indonesia lebih baik dan jangan pernah berhenti mencintai Indonesia. Mari terus berusaha memperbaiki indonesia untuk Indonesia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Chaos 1998 Berpotensi Kembali Terjadi

31 Mei 2014   07:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Kemarahan mahasiswa dan masyarakat Indonesia berpotensi akan kembali meledak jika salah satu capres  terpilih dimana sebagian rakyat masih belum memaafkan keterlibatannya dalam tragedi 1998 tersebut. Capres tersebut masih tersangkut oleh tragedi 1998 yang menelan korban meninggal dunia dari kalangan mahasiswa yang merupakan ujung tombak  masyarakat Indonesia saat itu yang menginginkan lengsernya Soeharto dari pucuk kepimpinan untuk kebaikan bangsa Indonesia.

Beban sejarah itu masih belum terselesaikan dan masih tersimpan tuntutan keadilan dari keluarga korban dan sebagian besar rakyat Indonesia untuk mengadili orang yang bertanggung jawab atas kematian-kematian yang terjadi pada tragedi 1998. Pada tragedi tersebut nyatanya telah terjadi penembakan penembakan kepada mahasiswa yang memperjuangkan lengsernya Soeharto, terjadi penculikan terhadap beberapa aktivis mahasiswa, dan kematian ini mengakibatkan kemarahan rakyat serta chaos yang berdampak menyebar luas terhadap runtuhnya ekonomi Indonesia saat itu.

Sampai saat ini Rakyat memiliki persepsi  belum puas, pasalnya pergerakan pasukan tim merah yang menelan korban dan menjadi pemicu terjadinya chaos 1998, sampai saat ini belum tersentuh oleh pengadilan HAM. Seluruh anggota tim mawar yang dinyatakan bersalah telah dijatuhi hukuman, namun komandan tim mawar saat itu yang saat ini mencalonkan diri menjadi presiden Indonesia belum tersentuh proses hukum untuk pertanggung jawaban atas tindakan anak buahnya tersebut. Inilah yang membuat masih beratnya sebagian besar masyarakat Indonesia sulit untuk menerima cawapres tersebut menjadi pemimpin negeri ini.

Sampai saat ini, saingan dari cawapres tersebut masih menduduki peringkat pertama atas segala survey untuk kepantasan memimpin negeri ini. Dan jika memang demikian benar adanya survey tersebut, berarti masyarakat Indonesia benar-benar menginginkan cawapres rivalnya tersebut untuk memimpin negeri ini.

Tidak diminta-minta, jika beberapa pihak/oknum pemburu kekuasaan yang mendukung cawapres yang tersandera kasus HAM 1998 tersebut menggunakan cara yang curang dan menghalalkan segala cara untuk membawa cawapres ini menuju posisi kursi 01 di negeri ini terjadi, dalam pandangan saya, jika cawapres tersebut berhasil menduduki kursi 01 akibat oknum-oknum curang tsb, besar kemungkinan jika rakyat benar-benar marah dan mereka kembali bersatu seperti saat 1998 dan tumpah dijalan-jalan untuk kembali melengserkan cawapres tersebut.

Namun jika memang rakyat telah memaafkan beliau atas sangkut pautnya terhadap tragedi 1998 yang jelas menelan korban meninggal dunia serta penculikan sejumlah aktivis, dan cawapres tersebut berhasil meraih posisi 01 di negeri ini, maka potensi chaos 1998 tidak akan kembali terjadi.

Perlu perhatian besar bagi seluruh pembesar serta petinggi negeri ini untuk melihat adakah potensi ini terjadi atau tidak pasca hasil pemilu Presiden nanti agar dapat diminimalisir dampaknya kedepan atau bahkan dicegah terjadinya potensi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun